Baru saja bangun tidur tengah malam, membuka komputer dan mendapati postingan pada facebook mengenai rokok: Vanguard: Sex, Lies, & Cigarettes, "Smoking Baby" and Big Tobacco in Indonesia dari link youtube. Vanguard ini serial dokumenter yang mengeksplorasi tentang isu-isu global yang berdampak sosial luas seperti kriminal, perdagangan obat-obatan dan pemberontakan bersenjata. Dan ternyata kasus perokok di Indonesia termasuk salah satu bagian dari hal-hal diatas.
Tayangan itu dimulai dengan menceritakan pusat kota Newyork yang penuh dengan semua jenis advertising, kecuali satu: rokok, yang sudah dilarang oleh pemerintah. Juga diceritakan bahwa harga sebungkus Marlboro 12 USD. Lalu reporternya terbang ke Indonesia dan mengatakan perjalanan itu seperti perjalanan menembus waktu, dimana dia kembali ke masa lalu di negaranya, masa dimana iklan rokok bertebaran dimana-mana dan industry rokok sangat berkembang. Harga sebungkus rokok hanya 1.2 USD saja. Indonesia adalah the new Marlboro country.
Diceritakan tentang para perokok yang kebanyakan adalah anak muda, tentang anak usia 2 tahun yang sudah kecanduan rokok, tentang industry rokok yang ingin mendapatkan lebih banyak anak muda merokok sebagai investasi untuk masa depan perusahaan, tentang aturan tentang rokok yang selalu gagal disepakati oleh anggota DPR karena intervensi perusahaan, tentang orang-orang yang berjuang untuk mencegah semua itu terus berlanjut beserta pro dan kontra nya.
Iklan rokok di Indonesia memang sangat banyak, bertebaran di sepanjang jalan dari perkotaan hingga pedesaan. Di perkampungan kecil antara Aceh dan medan saja balihonya sangat membius: “Ini Panamas Bung!”. Iklan televisinya selalu jadi salah satu yang terbaik, sangat masal dan keren yang tentunya berbiaya besar. Iklan dari setiap event juga tidak kalah banyak, setiap event musik besar selalu disponsori oleh rokok, sponsor untuk acara olahraga juga rokok, tanpa rokok entah bisa atau tidak orang Indonesia mengelar liga sepakbola indonesia atau menonton liga inggris. Sebuah fakta yang.. menggiriskan.
Industri rokok memang agak susah dihilangkan dari Indonesia. Penyerapan tenaga kerja yang sangat banyak, sekitar 6.1 juta orang bekerja di Industri itu, sekitar 33.2 juta jiwa jumlah orang yang bekerja terkait langsung dengan industry rokok, belum lagi jumlah pedagang asongan yang mendapat penghasilan terutama dari menjual rokok. Dengan kata lain, keberlangsungan hidup banyak orang tergantung di situ. Jumlah para perokok yang terus bertambah, bahkan perkembangan perokok wanita meningkat pesat karena mengikuti perkembangan pergaulan. Pengharaman oleh MUI yang selalu menghadapi pro dan kontra, serta kemungkinan besar adanya campur tangan perusahaan-perusahaan untuk mengatur regulasi melalui anggota DPR. Belum lagi penghasilan Negara yang dihasilkan dari pajak rokok yang katanya mencapai sepuluh persen dari APBN.
Akhir kata, berhubung pagi sudah menjelang dan perlu tidur lagi, aku hanya bisa menyimpulkan bahwa permasalah rokok ini, memang adalah permasalahan sulit, dilematis. Seperti dulu setiap kali seseorang mengingatkanku untuk berhenti merokok, aku selalu bilang. “Untuk memikirkan permasalahan-permasalahan sulit gw perlu merokok, untuk berhenti merokok gw perlu memikirkan kenapa dan bagaiman caranya, karena ini adalah permasalahan sulit.” Sehingga makin sering aku ingin berhenti merokok, semakin banyak aku merokok. Dan, begitulah seterusnya..
Referensi:
http://www.youtube.com/watch?v=hG8vw3MRRyM&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=hG8vw3MRRyM&feature=related
http://current.com/shows/vanguard/93219795_sex-lies-cigarettes-vanguard-sneak-peek.htm
http://www.smallcrab.com/kesehatan/541-demi-uang-indonesia-korbankan-kesehatan-masyarakat
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/11/02/lu16en-industri-rokok-enggan-cantumkan-gambar-akibat-merokok-di-bungkus-rokok
No comments:
Post a Comment