Tuesday, April 26, 2005

Perjalanan Semakin Membosankan

Hasrat ini semakin menjadi-jadi
Terkadang aku takut pada akibat yang dibawanya
Hari-hari biasa selalu membosankanku
Seakan terkurung dalam jeruji
Aku melihat dunia
Aku hidup
Benar-benar hidup
Hingga merasa terkurung dalam tubuh ini
Keinginan untuk nusantara dan mendunia
Tetap semua meraja
Tapi setiap simpang yang kulalui
Membawaku ketempat pasti
Setiap detik, menit, jam dan tahun dimasa depan
semua terancana
Ah
Aku tersiksa karenanya
Aku ingin semua berbeda
Berada pada hari esok yang aku tak tahu
Ada dimana
Bersama siapa
Dan hasrat ini kembali menjadi-jadi
Ingin krasakan semua rasa
Hingga kutemukan dia
Yang bisa mematikan semua hasrat tuk pergi lagi....

Tuesday, April 19, 2005

Perjalanan Berprasasti

Disini orang-orang besar menjemput mimpinya dan membuatnya bersemi. Disini orang-orang besar pernah berangan dan berimajinasi. Disini, dokumentasi dari masa ke masa silih berganti mengisi. Pendahulu-pendahulu yang telah mencapai mimpinya, mempunyai sepenggal kisah lampau yang terukir disini. Disini, aku dan teman-temanku menutup malam, memperebutkannya demi menyusul mimpi-mimpi orang besar, berharap mendapat ilham darinya, merunuti setiap jejak mereka. Perampasan singgasana dan perebutan kekuasaan sering terjadi dan tak dapat dihindari. Tapi tak setiap orang berani memperebutkannya, tak setiap orang berani bertahta disini.

Disini, jejak-jejak perjalanan tertera dengan jelas pada permukaan. Mengalir indah tanpa pernah disadari, dan membentuk guratannya masing-masing. Sebuah prasasti kehidupan yang terukir hari demi hari, malam demi malam. Warnanya tak lagi suci, seakan telah ternoda. Namun tatap tak pernah lepas dari kepala-kepala penuh pemikiran, memikirkan cinta, mendeskripsikan kehidupan, sekedar mengisi angan, atau membuang semua lelah, dan kemudian menorehkan kembali sejarah ke permukaannya.

Tak bisa dipungkiri, bantal ini telah menjadi salah satu media pengantar mimpi anak-anak HMS dari masa-kemasa. Sebuah bantal yang bersejarah…

Wednesday, April 13, 2005

Perjalanan Di Alam Mimpi

Semalam aku bermimpi…

Terjadi beberapa mimpi dalam satu malam. Mimpi malam ini dimulai ketika aku sudah terlelap sekitar jam 10 malam, lebih cepat dari kebiasaan. Entah kenapa, hari ini terasa begitu melelahkan. Rutinitas yang terasa seperti menjebakku dalam hari-hari monoton membuat semua menjadi semakin melelahkan.

Runutan aktivitas sebelum terlelap:

20.00: Tiba di rumah (lebih cepat dari hari-hari biasa) nogbrol-ngobrol sama abang, percakapan ringan seputar keluarga, teman dan kondisi keuangan

20.30: Ditelpon sama Bunda tercinta (I miss u so much mom…)

21.00: Bikin presentasi kondisi ekologi cilacap, ngabisin segelas teh manis dan sebatang garpit (hanya sebatang, mengingat komitmen untuk mengurangi pemasukan asap ke paru-paru)

21.40: Presentasi sudah 90% selesai, terlalu lelah untuk melanjutkan perjuangan, segera kuakhiri dengan menyetel lagu The Doors full album, menyalakan timer untuk mematikan komputer dalam 1 jam.

22.00 (mungkin) Sudah terlarut dalam mimpi-mimpi aneh.


Mimpi pertama:

Fase paling panjang, dan paling sedikit yang diingat. Mimpi ini membawaku kembali ke kampung halaman, menjalani hari-hari bersama keluarga, hari-hari gembira dan penuh kasih sayang. Hingga aku terbangun pukul 5 pagi, dan masih mengingat dengan jelas setiap ucapan dan peristiwa dalam mimpi. Kemalasan menghalangiku untuk segera menunaikan ibadah pagi. Dan akupun tertidur lagi, memulai mimpi berikutnya.


Mimpi kedua:

Fase mimpi yang cukup singkat, membawaku kembali kepada hari-hari SMP, hari-hari ceria, dengan beban yang masih belum banyak dan belum mengganjal pikiran. Bersama teman-teman lama, mulai dari beli jajan istirahat siang, ngumpul dengan teman-teman.

Salah satu adegan yang diingat jelas:
Seorang tidak dikenal, mengancam hendak memukul, entah karena apa, mungkin palak memalak, atau urusan wanita (aku lupa). Adegan berikutnya aku mendatangi orang tersebut ke kelasnya, kemudian menghajarnya dengan ancaman “Jangan diulangi lagi ya!” dan dia tidak bisa apa-apa, pasrah babak belur. (Aneh ya, mungkin ini gambaran kehidupan masa kecilku dimana emosi masih labil dan sering terlibat perkelahian).

Aku tebangun pukul 6 pagi, mengingat dengan jelas mimpi ini, dan melupakan mimpi fase sebelumnya. Segera melaksanakan sholat subuh dengan injury time nya. Setelah sholat berbaring lagi, sambil mengingat mimpi yang baru kualami, dan ternyata aku malah memasuki mimpi berikutnya.


Mimpi ketiga:

Fase mimpi yang jarang terjadi, dengan tidur sebentar langsung mengantarkanku kepada hari-hari di SMU. SMU Titian Teras Jambi, sekolah asrama dimana kehidupanku dipaksa untuk teratur dalam semua hal. Aku memulai kembali dengan permulaan masa-masa SMU, membereskan pakaian dalam lemari, kemudian berbaris, kemudian upacara pagi, dengan panik, karena ikat pinggang belum di brasso (digosok dengan cairan dan kain hingga warnanya menjadi keemasan den mengkilat) dan terancam hukuman push up atau lari beberapa keliling. Setelah upacara dilanjutkan dengan makan, tetapi aku kembali ke barak dan membereskan pakaian dalam lemari dan membrasso ikat pinggang, akupun terbangun. Mungkin ini gambaran masa smu ku, dengan sekian kesulitan yang kualami untuk menyesuaikan diri dengan disiplin semi militer yang ada.

Kulihat ukuran waktu pada hp, masih pukul 7 pagi, masih ada beberapa jam untuk kuliah jam 10. Akupun tertidur lagi, lagi…


Mimpi keempat:

Fase mimpi yang terakhir. Aku berada pada masa-masa kuliah. Masa-masa aktif berorganisasi dan mengalami masalah dengan cinta. Ada seorang wanita yang aku berusaha keras untuk tidak menyukainya, menjadi pusat aktivitasku dalam mimpi ini. Semua mimpi ini tentang perasaan ku yang menjadi aneh karena dia. Aku dibakar cemburu ketika dia dekat dengan orang lain. Kenapa harus, padahal aku sudah berusaha untuk tidak jatuh hati padanya. Akupun terjaga. Pukul 8 pagi.

Hari ini akan sangat tidak produktif jika aku masih melanjutkan perjalanan di alam mimpi. Kuputuskan untuk mengakhiri semua mimpi dan kembali kepada realita. Meski mimpi-mimpi itu masih saja membayangi.

Aku teringat pada sebuah buku yang pernah aku lihat di Tobucil. “DIARY MIMPI” Sebuah buku aneh dengan pengantar beberapa halaman, kemudian sisanya berupa halaman-halaman kosong yang tebal. Petunjuk yang tertera pada buku itu: “letakkan buku ini diatas tempat tidur dan begitu terbangun segera catat mimpi anda pada buku ini.” Distro abis. Cetakan terbatas. Aku memutuskan untuk membeli keesokan harinya dan mendapati buku itu sudah tidak ada, dan tidak di produksi lagi. Dasar nasib… Dalam situasi seperti ini, dimana begitu banyak mimpi aku alami dalam satu malam dan tak mampu mengingatnya, mungkin buku itu akan sangat bermanfaat.

Aku suka bermimpi, tapi tak ingin terlena, atau terbebani karenanya.

Perjalanan Sehari

Yows: Daygrafi apa adanya (bagaimana menjalani satu hari)

Bangun dipagi hari, masih bingung dengan apa yang dimimpikan semalam,
Ibadah dan rutinitas pagi lainnya, 
Mengendarai si bejot sampe kampus,
Kuliah, kalau lagi musim kuliah.

Satu jam untuk makan siang bersama the Destroy.
Satu jam nongkrong dan obrolan ringan seputar musik, wanita,atau masa depan, tapi lebih sering obrolan dengan tingkat intelegensi rendah.. 
Setengah Jam untuk mengunjungi TEMAN lama,
Dua jam untuk nongkrong ga jelas, sosialisasi, dan maen di HMS ITB.
Satu Jam membaca buku Manajemen/Musik/Pengembangan Diri sebagai persiapan untuk masa depan, menjadi manajer Band Rock n Roll atau Manajer Promotor Musik, sepuluh menit untuk membaca buku Analisa Struktur, rencananya sih dua jam, tapi udah ketiduran sebelum memahami isinya...

Mentaripun siap menuju peraduannya,
Bersama Si Bejot berjalan-jalan keliling kota, menikmati indahnya senja, suasana dimana rithme kehidupan mulai menurun, lampu-lampu jalan mulai menyala sebagian, lampu-lampu rumah mulai menunjukkan kehidupan, wanita malam mempersiapkan dirinya menuju pekerjaan, menikmati suasana senja bersama si Bejot dengan kecepatan maksimal 20km perjam, kecepatan standard pria mapan. 

Bulan lalu memperjuangkan cahayanya:
Sedikit menikmati cahaya bulan dan bintang, terus ngegenjreng gitar selama setengah jam,
Menghidupkan TV, tapi lalu dimatiin lagi karena mulai ada tayangan AFI, dunia lain atau cerita kriminal, it sucks!! Lalu menghidupkan kembali TV pas acara Mtv VH1 atau Mtv midweek madness.
Lima menit untuk menulis lyrics cinta buat seseorang yang tak pernah ada.
Malam semakin larut, diperlukan teriakannya Kurt Cobain, Julian Casablancas dan Jim Morrison, atau senandungnya Norah Jones untuk mengantarkan ke alam mimpi...

Tuesday, April 12, 2005

Perjalanan Seorang Punk belajar

Punk belajar adalah julukan kepada seorang teman dekat, yang kukenal beberapa tahun lalu.
Nama:
Aneh, hanya tiga huruf yang klo baru pertama kenalan, ga akan percaya klo nama aslinya memang begitu, UUN.
Deskripsi Fisik:
Tingginya standar, rambut agak ikal, wajah tidak bisa dideskripsikan dengan tampan atau jelek, lebih tepat mungkin disebut sebagai wajah pemberontakan, anti kemapanan. Yang kalo jalan di alun-alun kota, ga akan ada yang berani memalak. Kemungkinan yang bisa terjadi adalah pemalak setempat memberikan hasil perolehannya kepada dia.
Deskripsi Intelegensia:
Diatas standar, nilai-nilainya memuaskan, dengan usaha yang mengimbangi.
Deskripsi Sifat:
Cadas!!! Seperti yang pernah dimuat dalam Bulletin musik, dengan judul:
-Uun ’01 mencadas-
”Loe bukan anggota HMS kalo belum kenal Uun, jeck!”. Itulah sebagian kalimat yang diucapkan oleh narasumber yang tidak mau disebut namanya itu. Kamu-kamu juga pasti akan berpikiran seperti itu kan? Apalagi setelah dia menggoncangkan teras depan sekre HMS saat acara Dies HMS ke-50 dengan tarian yang dianut dan dipelajarinya di negeri sebrang Ujung Berung. Tidak mau kalah dengan rekanannya yang juga berasal dari UB city, Salman, Uun pun membuat kehebohan di HMS. Ternyata banyak sekali penduduk UB city (Ujung Berung) yang memiliki talenta terpendam.
Mungkin kamu akan berpikiran bahwa kata ’menggoncangkan’ terlalu berlebihan, tapi memang itu kenyataannya. Tariannya yang cukup cadas sempat membuat orang-orang awam dan tidak bersalah menyingkir dari arena perjogetan karena takut terkena getaran tubuhnya yang seperti pantat Lebah Afrika. Para penonton sempat terpana meliat geliat (atau bisa kita sebut getaran) tubuh Uun.
Menurut pakar koreografi yang berkebangsaan Afrika-Amerika, tarian jenis ini baru ada saat lagu-lagu beraliran Punk dan Hardcore muncul. Sesuai dengan aliran musiknya yang bersifat liberal dan anarki maka hal itu jugalah yang dianut para koreografer dalam menciptakan tarian untuk aliran musik ini.
OK, sekarang tips bwat kamu-kamu semua yang mau bisa tarian yang disebut ”Vibra dance funk”. Pertama tama kamu harus mengkosongkan pikiran kamu dan mulai meresapi lagu yang kamu dengar. Setelah itu pikirkan bahwa kamu adalah korban dari suatu pemberontakan atau sebuah hal hal yang berbau anarki, lalu curahkan pikiran dan tenaga kamu untuk dapat bebas dari hal tersebut dengan cara menggetarkan seluruh tubuh kamu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Well, segitu aja tips dari kami. Selamat berlatih ya. Cayoo.....

Ngga salah sih, klo dia bisa menjadi salah satu figur yang diulas dalam Bulletin musik ini, soalnya pribadinya memang khas. Ga ada orang yang seperti dia, setidaknya dalam sebuah siklus hidup gw, baru kali ini nemuin yang kaya dia.
Pertanyaannya, kenapa dia dijuluki Punk belajar???
Akan dijawab berikut ini.
Penampilannya memang menyuarakan pemberontakan seperti anak-anak punk kebanyakan, yang merasa bahwa hidupnya adalah sebentuk potret hasil kekejaman rezim penguasa yang semena-mena. Punk abis. Sepatu converse, celana jeans belel dan sobek, serta jaket jeans senantiasa menemaninya kemana saja. Tetapi dibalik semua itu, dia memegang teguh prinsip untuk mencapai kesuksesan dengan berusaha, disaat anak-anak nonton pertandingan sepak bola di himpunan, dia nontonnya sambil membaca buku Pondasi. Hingga seorang Bar Bar, keceplosan berucap: ”DASAR PUNK BELAJAR!”
Selain rajin belajar, ternyata anak berpenampilan dan berjiwa punk satu ini rajin beribadah dan ga pernah mabok. Hal-hal yang berbeda dengan kebiasaan anak-anak punk lain.
Pernah suatu ketika, kita berdua akan berkumpul dengan komunitas anti kemapanan lain dalam sebuah konser Undergound di Bandung, dengan penampilan band-band dengan aliran cadas seperti: Jeruji, Sendal Jepit, Keparat, Bak Sampah, Runtah, Seringai dll. Ketika melewati masjid Salman, tiba-tiba berkumandang suara adzan...
”Waduh, udah adzan. Yok kita sholat Ashar dulu...” Sebuah ajakan yang tak bisa dipercaya, terdengar dari seorang dengan celana belel sobek sana sobek sini, serta wajah sangarnya. Tidak biasanya seorang penganut aliran cadas, sholat dulu sebelum menuju perhelatannya. Yang umum terjadi adalah menegak minuman dengan wewangian alkohol sebelum ke konser.
Tapi, itulah seorang Punk belajar, tidak bisa disamakan dengan punk-punk yang lain. Belakangan Si Punk Belajar satu ini menjuluki dirinya Haseup si Raja Tanah. Komitmennya terhadap dunia tanah dan pondasi sangat besar, demi mewujudkan impian untuk mendirikan perusahaan dengan nama UUN GALIAN KABEL, yang berada dibawah label YOWS.CORP.
Si Raja Tanah pun melanjutkan perjalanannya...