Sunday, February 26, 2012

menggambar


Aku suka menggambar, sejak dulu kala, sejak kecil. Waktu SMP, nilai pelajaran kesenian, terutama yang melibatkan seni rupa selalu tinggi, selalu lebih tinggi beberapa derajat dari seorang Firman (nama sebenarnya), sainganku untuk meraih rangking satu, seorang yang sungguh jauh dari seni. Dulu pernah juga ikut semacam lomba-lomba menggambar begitu (dan tak pernah menang :D ). Tapi, setidaknya gambar-gambarku populer. Berbagai tawaran menggambar datang dari teman-teman satu sekolahan.

Akhirnya ku gambar buku-buku tulis mereka, untuk mengisi jam pelajaran yang membosankan, dengan gambar-gambar apa saja. Dari buku-buku tulis, akhirnya gambar-gambar itu merambah ke buku pelajaran, akhirnya ke buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Sehingga LKS matematika yang menanyakan soal-soal pelik pada zamannya itu diisi dengan gambar kapal, mobil, dragon ball, doraemon dsb. Akhirnya ibu guru marah, dan pembuatnya lepas tangan..

gambar penutup buku cerita tentang teman-teman satu SMP

Sewaktu SMA kebiasan menggambar masih berlanjut, yaitu dengan mengambil penjurusan seni rupa di kelas dua, seingatku pesertanya tak sampai lima orang. Betebaranlah kami, pada jam pelajaran kesana kemari, mencorat-coret rupa apa saja seperti orang gila.

Lalu, sejak kuliah di teknik sipil, yang sebenarnya aku ingin mengambil jurusan arsitektur, hobi menggambar dihentikan. Sehari-hari biasanya hanya menatap kagum anak-anak jurusan seni rupa yang bertebaran melukis di sudut-sudut kampus. Sejak bekerja juga tak menyentuh pensil, karena telah tersedia teknologi untuk menggambar konstruksi gedung, jalan dsb secara praktis di komputer.  

Lalu, sejak patah hati, putus dengan pacar, akhirnya mulai menggambar lagi. Niatnya untuk melepaskan perasaan secara perlahan-lahan, ke bentuk tulisan dan gambar. Aku menulis banyak, juga menggambar banyak. Perasaan konsentrasi saat menggoreskan pensil di kertas itu terasa menyenangkan, melatih kesabaran, menghaluskan perasaan, membuatku melupakan kesedihan-kesedihan. 

very pathetic, gambar mantan yang kubuat di atas meja rapat dengan uang seratus
masih gambar mantan, di atas kertas A4
Suatu waktu, saat sudah berhenti bekerja, kuputuskan untuk mengisi waktu senggang dengan kembali menggambar, mencari guru melukis. Aku menemui salah seorang tokoh pelukis lokal, kulihat lukisan-lukisannya yang sangat luar biasa yang akan segera dipamerkan di gallery. Saat ku katakan padanya untuk minta diajarkan melukis, dia tidak bersedia, karena tidak pernah menerima murid. Ya sudahlah, tapi dia juga memberi beberapa petuah seperti “practise makes perfect” dan “an eraser is illegitimate for a painter”, pesan yang kedua itu cukup filosofis.

Kutangkap maknanya bahwa ketika salah menggores di sketsa atau lukisan, tak perlu dihapus, karena kesalahan itu sendiri pada akhirnya akan memperkaya dan memberi bentuk lukisan itu, membuatnya lebih bermakna dan special. Seperti juga kesalahan-kesalahan kita dalam hidup, tak perlu dihapus, tak perlu dilupakan, tak perlu disesali, karena itu akan memperkaya jiwa kita membuat kita lebih arif menyingkapi tantangan-tantangan hidup lainnya. Luar biasa, master Tobing.

Lalu, mengikuti pesannya, aku mulai berlatih dengan menggambar beberapa teman dekat selain juga menjadikan diri sendiri sebagai objek dalam rangka mengejawantahkan perasaan narsis. Setelah lama berlatih, sepertinya tak juga banyak perkembangan, ya sudahlah, toh aku menggambar cuma sebagai hobi dan mengisi waktu senggang, bukan untuk menjadi sebenar-benar seniman. 

Salah satu hasilnya seperti gambar di samping ini, adalah gambar buat hadiah ulang tahun seorang teman sekelas di Jogja, yang waktu itu sudah bertunangan, dan sekarang telah menikah. Seorang wanita yang cantik dan baik hati. Begitu saja, cerita berakhir, tamat.


Di bawah ini adalah gambar seorang teman juga, seorang wanita yang unik, kalau tidak dikatakan aneh. Digambar untuk memenuhi permintaannya, karena udah terlanjur mengiyakan. Ketika mendapat berita buruk bahwa nilai-nilai tidak ada yang A, terjangkit stress, perlu pelampiasan, akhirnya aku mulai menggambar ini.


Sekedar menyimpulkan, sebenarnya aku tidak terlalu berbakat, karena begitu dilihat lagi, selalu masih ada kekurangan-kekurangan di gambar-gambarku, tapi kegiatan ini cukup bermanfaat untuk mengusir stress atau menenangkan diri. Ketika butuh menenangkan diri, selain dengan beribadah dan sejenisnya, biasanya aku menggambar, atau menulis, atau membaca buku, atau (dulu) bermain gitar, atau mencari satu dua teman untuk berbica satu dua hal, begitu saja.. 

Friday, February 24, 2012

a modest celebration


I was having so much stress preparing my research progress report, while an email from the beloved supervisor came, he said: "Hi Wahyu, I may not be in tomorrow. Can we meet on Monday?"
Should i replied: "That's very unfortunate sir. I've missed you already, I can't wait to meet you.."
While in my heart i said: "Horeeeeey yess yess yess!!"
Then i made this fried rice as a modest celebration.. cheers.. :D 

makan, makan sendiri. minum, minum sendiri. cuci baju sendiri, tidur pun sendiri.. :p

Tuesday, February 21, 2012

ITS Profile

Name: WTA
Nationality: Indonesian
ITS Programme: MSc (Eng) Transport Planning and Engineering
Funding/Scholarship: Scholarship from Ministry of Education and Ministry of Transportation Republic of Indonesia
Undergraduate/Bachelors degree & University: Civil Engineering, Bandung Institute of Technology (ITB)
ITS dissertation topic: Transport in developing countries: Willingness to pay estimates for travel & transport facilities

What is it about transport that interests and motivates you to study it?
Transport is something we find in our daily life and closely related to the economic performance, society and welfare. It is an interesting area because we can manage to provide an efficient use of transport system, which will reduce transport cost for both passenger and goods, so that people can use their money to other purposes such as health, education and entertainment, in other words, it improves their quality of life.

Why did you decide to study at ITS?  [rather than somewhere else]
ITS from University of Leeds is one of the best university in the world for transport studies. Many transport experts and teacher from my former University studied in ITS, in addition to numbers of great transport experts and well known writers from all over the world. I like to follow the paths of those great people and also intended to feel the experience of British educational system, that’s why I chose ITS.

How would you describe the experience of being an ITS Masters student? 
The experience of being ITS master student can be just described as amazing. The lecturers were great, the materials were up to date and the facilities complemented it into an amazing experience. I found the libraries provide a huge collection of books, videos, recordings and other collections. Moreover, the electronic resources were remarkable, where we can find papers, journals and other transport resources related to the study easily by using unlimited access from the university login.

What have you enjoyed most about the first semester and what are you looking forward to in the next semester?
I enjoyed the experience of being a policy maker, we set several objectives to be implemented through many policies and then we got the specific results on several indicators. It gave me the understanding and feeling of being a policy maker where the objectives usually constrained by resources and need to be managed into the effective and efficient way.

I’m looking forward to improve my knowledge about transport infrastructure and modelling technique. I’m also struggling with the time management strategy, to manage my time through dissertation, modules assignment and all other social activities.  

What have the lecture and seminars been like? And the teaching staff?
The lectures and modules have been great; along with the seminars it gave us recent issues of transport applications, how to solve the problems, and how to improve the result after the evaluation. The lectures usually begin with some general understanding to come into small details and examples.

The teaching staffs were the experts of each program. We have a discussion board to get our questions regarding the coursework answered. At the beginning of each module the teaching staffs give their email to contact if we have other inquiries. Sometimes the lecturers deliver the material in a compact way, so that we need to do a lot of self study to understand all the materials.

How have you found living in Leeds and being part of the University?
Leeds is a small city, which is suitable for studying. Living in Leeds has been wonderful, the people were friendly, and many of them were students from all over the world. We have a lot of cultural differences, but people give their respect each other in term of this. Sometimes to see people got drunk made me feel inconvenient, because I’m a Moslem. However, I can easily found halal food in the city center as well as around the university. The university also provide green room for student doing daily praying in the university. It makes me feels comfortable ever since the beginning when I step foot in the University.

What do you aim to do once you’ve completed your Masters? [next steps, career plans etc]
My scholarship is from Ministry of Transportation and Ministry of Education with the requirement to work there after the study, therefore I will try to do my best to implement as much as possible everything that I’ve got from my study. I hope the knowledge will be useful to make a better transport system in order to make better life for people in my country.

Do you have any advice for anyone thinking about studying for a Masters in transport at ITS?
Anyone willing to study in ITS should try harder to get into the university. Prepare for all the new experience, self-discipline and self-study. Get ready for the English accent, which is slightly different to American English. Be prepared for the weather as well, although eventually we don’t mind it.

Saturday, February 18, 2012

daily problem

(21:00:00 GMT) Yeah I'm awesome, I'm feeling great, tonight I'll do the same thing I do every night, try to take over the world!
(21:00:10 GMT) It needs some resources to conduct, a literature would help in determining the methods, stated preference modeling would be perfect..

(21:00:30 GMT) Hmm, the book consists of too many alphabets, need more concentration and convenient position to get a comprehensive understanding..

(21:01:05 GMT) yeah, as i predict, the method to take over the world is not as simple as it seems, it really confusing, i have to carry on reading..

(21:05:10 GMT) No, I just contemplating about one or two things from the book..

(21:11:12 GMT) Zzzzzzttttttttt...... Yeah, I'm dreaming about take over the world.. 

This is my daily problem, the literature, the lights, the musics, the weather, the warm duvet, it just perfect to slips me into unconsciousness.. 

Monday, February 13, 2012

salju

Karena itu salju, sehingga untuk mencarinya kami harus menempuh perjalanan jauh melewati berbagai benua dan samudera.

Karena itu salju, sehingga kami menembus dinginnya udara kota menuju yang lebih dingin lagi di pedesaan dan perbukitan.

Karena itu salju, sehingga dengan mata berbinar akhirnya kami menatap bulir-bulir kecil yang perlahan turun dari langit sebagai sebuah berkah yang menjawab panjatan doa-doa selama musim dingin.

Karena itu salju, sehingga bulir-bulir halus itu berubah menjadi gumpalan-gumpalan perpaduan Kristal dan kapas yang luruh begitu di sentuh, yang mengisi seluruh ruang dan waktu.

Karena itu salju, sehinga kami melangkahkan kaki dengan riang, menapaki karpet putih di jalanan yang terasa lembut dan lumer ditapaki.

Karena itu salju, sehingga kami tergesa mendaki bukit demi melihat lebih jelas peradaban dan segala sesuatu yang memutih serta menimbulkan pesona magis.

Karena itu salju, sehingga tumpukan itu kami raup, dan kami lemparkan kepada orang-orang yang membutuhkan, yang mengakibatkan terjadinya perang.

Karena itu salju, yang membuat orang-orang belajar memaknai momen penciptaan dengan berkreasi mebuat manusia salju yang selalu bisa tersenyum. 

Karena itu salju, yang membuat rumah yang selama ini membosan dan mendingin menjadi terasa lebih hangat dan nyaman.  

Karena itu salju, yang telah lama kami nanti-nantikan, sehingga yang kini kami butuhkan hanyalah seorang puteri, untuk melengkapinya menjadi kue puteri salju.

Friday, February 03, 2012

Edensor

Jika menjejakkan kaki di tanah Inggris, maka salah satu tujuan wisata yang sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari seorang pembaca karya-karya Andrea Hirata adalah Edensor. Edensor adalah desa yang dideskripsikan Andrea Hirata di novel Laskar Pelangi dengan kutipan-kutipan dari buku If Only They Could Talk karya James Herriot, desa yang diceritakan menjadi tujuan perjalanan Ikal di buku Edensor. 

Edensor berada di wilayah Peak District, dekat kota Sheffield. Perjalanan dari Leeds menuju Sheffield bisa ditempuh dalam waktu satu jam dengan kereta yang tiketnya seharga 7 Pounds. Bus yang melewati Edensor bisa didapat di Stasiun Bus yang jaraknya lima menit jalan kaki dari Stasiun kereta Sheffield. Frekuensi bus adalah setengah jam sekali pada hari kerja dan hanya sejam sekali pada hari libur dengan tiket pulang-pergi 5 pounds.  

Perjalanan dengan bus yang berhiaskan pemandangan kota-kota kecil yang di latarbelakangi bukit dan lembah kehijauan berlangsung selama satu jam. Jalan berkelok-kelok persis seperti dalam deskripsi buku Edensor. Semakin lama ditempuh, semakin kota-kota tersebut beralih menjadi desa, semakin kecil, semakin hijau. 

Bus Stop at Chatsworth
Bus berhenti di pemberhentian Chatsworth, dimana terdapat objek wisata Chatsworth House, adalah rumah besar tempat tinggal Dukes of Devonshire. Tempat yang menjadi salah satu setting adegan di film Pride and Prejudice, film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Jane Austen. Bangunan kuno megah yang dikelilingi dengan taman dan air mancur yang indah serta tetumbuhan menjalar yang berbentuk labirin besar merupakan daya tarik wisata utama di sekitar tempat ini. 

Chatsworth House
Namun, bagi orang Indonesia pembaca Laskar Pelangi, menemukan Edensor tetap merupakan prioritas utama, tak tergantikan. Dari Chatsworth House, Edensor bisa dicapai dengan berjalan kaki melalui sebuah bukit. 

Autumn Leaves
Sejauh mata memandang terhampar landscape hijau diantara pepohonan dengan dedaunan yang memerah menjelang musim gugur. Hidup dari rerumputan hijau itu beribu domba yang bertebaran dan menjalani hidup dengan damai, tanpa beban, hanya perlu makan. Orang-orang yang memiliki penyakit sulit tidur sebaiknya segera datang ke sini dan mulai menghitung domba-domba tersebut. 

count the sheep
Setelah berjalan menelusuri jalan setapak berbatu yang menembus bukit, berpapasan dengan beberapa turis lokal yang ramah, akhirnya sampai di sebuah gereja dengan rumah-rumah di sekelilingnya. Papan nama gereja itulah satu-satunya bukti formal bahwa ini adalah Edensor. Gerbang desa berukir ayam jantan dan papan nama Edensor tak ditemukan, sehingga menerbitkan niat di dalam hati untuk membuat sendiri papan nama itu di rumah dan memasangnya di salah satu jalan ke arah desa, lalu berfoto di sana. 

Edensor
Edensor Sign
Namun demikian, suasana desa, hawa sejuknya, udara yang sangat segar sehabis hujan, bebukitan yang menghampar tak beraturan, sungai berair tenang yang berliku membelah ladang, rumah-rumah petani yang terbuat dari batu berwarna kelabu, tanaman bunga di pekarangan dan pagar, aneka pohon apel yang bertebaran di antara rerumputan hijau. Semua terangkai dengan bingkai langit biru dan sekelompok awan sisa hujan yang berarak mengejar burung-burung yang terbang bebas, melengkapi gambaran indah yang menciptakan suasana damai. Edensor, sungguh tempat dengan pesona surgawi yang dapat menentramkan hati, layaknya seorang kekasih. 

farm house
Jika memiliki kekasih, maka tempat ini akan menghadirkan keinginan untuk membawanya duduk dan bercengkrama di bawah salah satu pohon apel itu, di musim dimana bunga-bunga bersemi, mekar berwarna-warni yang harum semerbak mewangi.  

take you to there
Jika telah berpisah dengan kekasih, maka tempat ini akan menghadirkan berbagai pengandaian bahwa mesin waktu bisa ditemukan untuk kembali ke masa lalu, sekedar menculiknya dan membawanya duduk dan berbagi cerita di bawah salah satu pohon apel itu, di musim dimana bunga-bunga sedang berseri sehingga dapat membuat cinta bersemi kembali. 

the river knows
Jika mempunyai domba, maka tempat ini akan menghadirkan pengandaian untuk membawa domba itu dan melepasnya untuk bergabung dengan domba-domba lain yang sedang berbahagia memakan buah apel yang jatuh sebagai kudapan diantara rerumputan hijau dan tanaman berbuah ceri. 

shaun the peaceful sheep
Jika hanya seorang diri, tidak punya kekasih, tidak punya mantan kekasih, dan tidak punya domba, betapapapun menyedihkannya, cukuplah duduk berdiam diri di bawah salah satu pohon apel itu, dengan kemungkinan menemukan teori gravitasi baru, yang kabarnya ditemukan Newton karena di ilhami kejatuhan buah apel itu. 

to find gravity theory
Edensor, selalu akan menjadi sumber dari berbagai inspirasi. Menjadi inspirasi bagi banyak orang Indonesia untuk berkelana ke negeri Britania Raya, menjadi inspirasi untuk menulis novel dan film romantis, menjadi inspirasi untuk menemukan teori gravitasi, sebagaimana juga menjadi inspirasi untuk menulis cerita perjalanan di blog ini. Suatu saat di musim semi, kita akan ke sana lagi. 

“Sure Love, It’s Edensor.” 

***