Friday, February 03, 2012

Edensor

Jika menjejakkan kaki di tanah Inggris, maka salah satu tujuan wisata yang sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari seorang pembaca karya-karya Andrea Hirata adalah Edensor. Edensor adalah desa yang dideskripsikan Andrea Hirata di novel Laskar Pelangi dengan kutipan-kutipan dari buku If Only They Could Talk karya James Herriot, desa yang diceritakan menjadi tujuan perjalanan Ikal di buku Edensor. 

Edensor berada di wilayah Peak District, dekat kota Sheffield. Perjalanan dari Leeds menuju Sheffield bisa ditempuh dalam waktu satu jam dengan kereta yang tiketnya seharga 7 Pounds. Bus yang melewati Edensor bisa didapat di Stasiun Bus yang jaraknya lima menit jalan kaki dari Stasiun kereta Sheffield. Frekuensi bus adalah setengah jam sekali pada hari kerja dan hanya sejam sekali pada hari libur dengan tiket pulang-pergi 5 pounds.  

Perjalanan dengan bus yang berhiaskan pemandangan kota-kota kecil yang di latarbelakangi bukit dan lembah kehijauan berlangsung selama satu jam. Jalan berkelok-kelok persis seperti dalam deskripsi buku Edensor. Semakin lama ditempuh, semakin kota-kota tersebut beralih menjadi desa, semakin kecil, semakin hijau. 

Bus Stop at Chatsworth
Bus berhenti di pemberhentian Chatsworth, dimana terdapat objek wisata Chatsworth House, adalah rumah besar tempat tinggal Dukes of Devonshire. Tempat yang menjadi salah satu setting adegan di film Pride and Prejudice, film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Jane Austen. Bangunan kuno megah yang dikelilingi dengan taman dan air mancur yang indah serta tetumbuhan menjalar yang berbentuk labirin besar merupakan daya tarik wisata utama di sekitar tempat ini. 

Chatsworth House
Namun, bagi orang Indonesia pembaca Laskar Pelangi, menemukan Edensor tetap merupakan prioritas utama, tak tergantikan. Dari Chatsworth House, Edensor bisa dicapai dengan berjalan kaki melalui sebuah bukit. 

Autumn Leaves
Sejauh mata memandang terhampar landscape hijau diantara pepohonan dengan dedaunan yang memerah menjelang musim gugur. Hidup dari rerumputan hijau itu beribu domba yang bertebaran dan menjalani hidup dengan damai, tanpa beban, hanya perlu makan. Orang-orang yang memiliki penyakit sulit tidur sebaiknya segera datang ke sini dan mulai menghitung domba-domba tersebut. 

count the sheep
Setelah berjalan menelusuri jalan setapak berbatu yang menembus bukit, berpapasan dengan beberapa turis lokal yang ramah, akhirnya sampai di sebuah gereja dengan rumah-rumah di sekelilingnya. Papan nama gereja itulah satu-satunya bukti formal bahwa ini adalah Edensor. Gerbang desa berukir ayam jantan dan papan nama Edensor tak ditemukan, sehingga menerbitkan niat di dalam hati untuk membuat sendiri papan nama itu di rumah dan memasangnya di salah satu jalan ke arah desa, lalu berfoto di sana. 

Edensor
Edensor Sign
Namun demikian, suasana desa, hawa sejuknya, udara yang sangat segar sehabis hujan, bebukitan yang menghampar tak beraturan, sungai berair tenang yang berliku membelah ladang, rumah-rumah petani yang terbuat dari batu berwarna kelabu, tanaman bunga di pekarangan dan pagar, aneka pohon apel yang bertebaran di antara rerumputan hijau. Semua terangkai dengan bingkai langit biru dan sekelompok awan sisa hujan yang berarak mengejar burung-burung yang terbang bebas, melengkapi gambaran indah yang menciptakan suasana damai. Edensor, sungguh tempat dengan pesona surgawi yang dapat menentramkan hati, layaknya seorang kekasih. 

farm house
Jika memiliki kekasih, maka tempat ini akan menghadirkan keinginan untuk membawanya duduk dan bercengkrama di bawah salah satu pohon apel itu, di musim dimana bunga-bunga bersemi, mekar berwarna-warni yang harum semerbak mewangi.  

take you to there
Jika telah berpisah dengan kekasih, maka tempat ini akan menghadirkan berbagai pengandaian bahwa mesin waktu bisa ditemukan untuk kembali ke masa lalu, sekedar menculiknya dan membawanya duduk dan berbagi cerita di bawah salah satu pohon apel itu, di musim dimana bunga-bunga sedang berseri sehingga dapat membuat cinta bersemi kembali. 

the river knows
Jika mempunyai domba, maka tempat ini akan menghadirkan pengandaian untuk membawa domba itu dan melepasnya untuk bergabung dengan domba-domba lain yang sedang berbahagia memakan buah apel yang jatuh sebagai kudapan diantara rerumputan hijau dan tanaman berbuah ceri. 

shaun the peaceful sheep
Jika hanya seorang diri, tidak punya kekasih, tidak punya mantan kekasih, dan tidak punya domba, betapapapun menyedihkannya, cukuplah duduk berdiam diri di bawah salah satu pohon apel itu, dengan kemungkinan menemukan teori gravitasi baru, yang kabarnya ditemukan Newton karena di ilhami kejatuhan buah apel itu. 

to find gravity theory
Edensor, selalu akan menjadi sumber dari berbagai inspirasi. Menjadi inspirasi bagi banyak orang Indonesia untuk berkelana ke negeri Britania Raya, menjadi inspirasi untuk menulis novel dan film romantis, menjadi inspirasi untuk menemukan teori gravitasi, sebagaimana juga menjadi inspirasi untuk menulis cerita perjalanan di blog ini. Suatu saat di musim semi, kita akan ke sana lagi. 

“Sure Love, It’s Edensor.” 

***

16 comments:

  1. Assalamualaikum ww,
    Salam kenal. Saya barusan membaca cerita perjalanan Wahyu di Edensor di detikTravel. Ah, ternyata desa Edensor memang hijo royo-royo, sangat menyenangkan. Liat fotonya aja saya jadi kepincut. Saya akan ikuti terus posting di blog anda, Insya Allah.

    ReplyDelete
  2. wa'alaikumsalam wr wb,
    Salam kenal, terimakasih sudah membaca, semoga suatu saat agan bisa berkunjung juga.. :D

    ReplyDelete
  3. wihhhh keren, jadi pengen kesana juga. :)

    ReplyDelete
  4. Suka banget sama posting yang ini. Bagus :)

    ReplyDelete
  5. wah keren postingannya ini utopia banget

    kapan ya bs kesana....
    *yg nulis kudu tanggungjawab :P

    ReplyDelete
  6. @All: terimakasih sudah mampir dan membaca.. :D

    @Anggi: maafkan sayaa..hehehe

    ReplyDelete
  7. culik.culik aja mantan kekasihnya! :D

    aku ada kambing berkaki 2,boleh ga digembalakan disana?

    tears of sheep...aku mau baca komik itu sambil ditemani sheep unyu nan syahdu itu.mauuu...

    ReplyDelete
  8. hahaha iya, pengen nyulik klo ada yg mo diculik.. :D
    ayo ayo marilah kemari, setiap jenis sheep diterima dengan lapang rumput..

    ReplyDelete
  9. berkunjung lagi......

    setelah memikirkan dan menimbang berhari-hari. halah. boleh nggak ijin share?? pasti saya kasih alamat sumber. oh ya btw, sekalian ijin follow. dan kalo berkenan kunjungi blog saya www.angginisme.blogspot.com
    *inianakbanyakmaunya
    he....he...he... saya tunggu confirmasinya yah ^^V

    ReplyDelete
  10. hahahaha baiklah Anggi, semua permintaan dikabulkan, nanti aku follow juga deh.. thanks yaa

    ReplyDelete
  11. makasih bang yows, ntar kalo postinganku dah kelar tak confirmasiin ke km he...he..

    ReplyDelete
  12. iya, makasih kembali.. :)

    ReplyDelete
  13. surga dunia ...
    negeri di atas awan.....
    indahnya

    ReplyDelete
  14. Assalamualaikum wr.wb
    Salam kenal

    saya sedang mencari foto landscape pemandangan, terus teringat Edensor dari buku Andrea Hirata. dan akhirnya membaca blog anda.
    Subhanallah...
    indah banget.

    wassalam

    ReplyDelete
  15. wa'alaikumsalam wr wb..
    Alhamdulillah, iya pas lagi itu pas lagi bagus suasananya.. makasih sudah mampir ya.. :)

    salam

    ReplyDelete
  16. wah this is everybody's dream. beruntungnya kalo bisa ke sana

    ReplyDelete