Tuesday, March 22, 2005

Perjalanan Sepasang Sepatu Converse

Setiap perjalanan Yows selalu bergantung kepada sepasang kaki. Sepasang kaki yang setiap langkahnya telah menapaki hutan rimba, menjajaki kota, membobol desa, mengukur setiap sudut nusantara, serta menjelajahi dunia. Sepasang kaki Yows menjalin persahabatan dengan sepasang sepatu converse 70's yang setia menemaninya dalam suka dan duka.Sepasang sepatu converse yang dengan bangga Yows persembahkan sebagai hasil dari butiran keringat dan cucuran darah (akibat keiris cutter) pada saat magang di Miniatrix pro (Sebuah perusahaan yang bergerang pada bisnis miniatur).

Sepasang sepatu converse 70's (berinisial Converso) berwarna biru gelap itu telah menemani Yows selama tiga bulan. Baru menginjak masa remaja bagi sebuah siklus hidup sepasang sepatu pada jamannya. Dalam usia tiga bulan tersebut telah banyak pengalaman direguknya. Bandung, Wonogiri, Solo, Semarang, Jogja, separuh pulau jawa telah dijelajahinya. Ruang-ruang kelas teknik sipil, kursi maupun meja telah didaki. Berbagai tempat ibadah, tempat hiburan, maupun tempat maksiat telah dilihatnya secara sengaja maupun secara terpaksa.

Sebuah sandal jepit trendy (jepito) dan converso selalu setia menemani keberadaan Yow di kampus. Setiap momen yang membutuhkan keformalan selau menghadirkan converso. Saat memasuki TU Departemen dengan menggunakan jepito, pasti akan terlihat tatapan seorang kepala jurusan yang sinis kepada jempol kaki yang sedang bernafas, disusul teriakan "KELUAR!!!". saat-saat seperti inilah sesosok converso diperlukan. Sewaktu converso beristirahat jepito menggantikan tugasnya.

Jepito dan Converso menganggap himpunan (HMS ITB) sebagai rumahnya. Tempat mereka menghabiskan waktu bercengkerama dengan berbagai sendal dan sepatu dari golongan lain, tuan yang lain. HIngga suatu ketika, Jepito menghilang. Diculik. Culik menculik sendal jepit memang kebiasaan buruk yang sedang marak di HMS. Karakteristik tidak bisa melihat sendal menganggur sedang meraja. Tapi tak pernah Yow duga akan menimpa jepitonya juga. Sungguh kejam.

Kehilangan sesosok jepito tak membuat Yow terus menerus bermuram durja dan meratapi, karena masih ada converso yang setia menemaninya. Sebulan berlalu sejak Jepito diculik tanpa permintaan tebusan. Hingga hari itu...

Sebuah pagi dimana Yow terbangun dari mimpi indah di himpunan. Sebuah pagi dimana jam kuliah pagi telah menanti Yow berikut bau badan yang menyertainya karena belum mandi. Yow melihat ketempat penyimpanan Converso, dan tercekat. TIDAK ADA!!! Kemana gerangan Converso pergi?? Yow pun mengikuti kuliah tanpa bermodalkan Converso, dengan resiko didepak keluar oleh dosen killer. Siangnya Yow kembali mengecek, dan tersadar. BELUM ADA!!! Sore harinya Yow masih berharap, dan mengecek kehadiran Converso kembali ke tempatnya, dan terduduk lesu. TETAP TIDAK ADA. MAlam harinya, Yow tetap berpikiran optimis Converso akan pulang ketempatnya, dan terjerit. "ANYIIING SEPATU AING BENER-BENER LENYAP!!!"

Hari demi hari berlalu, tetapi Converso tak kunjung hadir kembali. Kaki demi kaki makhluk se HMS telah Yow teliti tapi Converso tak kunjung terlihat. HIngga hari ini, Converso masih hilang dalam penculikan yang tak berperikesepatuan. MUngkinkah Converso kabur karena perlakuan buruk dari tuannya, seperti TKI yang melarikan diri dari malaysia? Tidak mungkin, karena Converso begitu dirawat serta disayangi dengan baik. Kemungkinan paling mungkin yang bisa disimpulkan adalah penculikan dari ari sebuah kaki yang tidak bertanggung jawab. Kehingan Converso terasa sangat menyakitkan, apalagi peristiwanya terjadi hanya sebulan setelah kehilangan dari Jepito. Luka yang hampir terobati itu kini bertambah dalam.

Untuk mengembalikan kehadiran Converso ke hari-harinya, Yow dan Agung Rock telah menuliskan pengumuman di HMS "BArang siapa menemukan sebuah sepatu converse biru beserta sandal jepit hitam, harap segera menghubungi Yow atau Agung, kalau tidak, akan segera dikutuk menjadi bakwan dan jadi korban sodomi... ttd. Yow n Rock tha Destroy"

Beberapa hari setelah pengumuman itu dibuat, bukannya sepatu yang hilang yang kita dapat, melainkan berbagai pengumuman-pengumuman lainnya yang ikut memenuhi papan, turut berbagi kesedihan. "Telah hilang sepatu hitam." "Sudah hilang sendal kuning." "Telah diculik indomie telor mang godeg." "Telah berpulang celana levis ijo" dsb..

Demikianlah, Converso tak kunjung hadir kembali. Menyisakan kenangan dan duka mendalam dalam hati Yows.

Note: 
Tolong, kalian, inisial apapun, siapa saja, yang telah memiliki andil dalam penculikan Converso... Kembalikanlah Converso kepada Yow, karena kehadirannya sangat dibutuhkan menjelang ujian Tengah semester ini. Tolonglah...

1 comment:

  1. Anonymous10:12 PM

    corverso.... oh converso...
    cepat ato lambat kau akan hilang juga. tapi kasian euy... si converso mati muda.
    tapi gpp, abang bole pake compreso bututo punyo sayo......
    ~super edd~

    ReplyDelete