Thursday, January 05, 2006

musik: media ekspresi jiwa

Dunia musik dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Beragam warna musik telah menyentuh telinga kita, dan mengisi relung-relung hati untuk mencerna pesan yang dibawanya.

Sebuah musik yang tanpa pesan, tanpa membawa emosi, atau jiwa yang membagunnya akan seperti seperti sebuah padang pasir yang gersang tanpa oase. Tak akan bisa merasuk dan berakar lama ke dalam hati manusia. Meski belakangan, dengan propaganda media, musik yang sedang populer bisa begitu saja familiar di telinga, membuat kita mendengarkannya tanpa mendalami apa yang hendak disampaikan dalam rangkaian nada tersebut.

Untuk itu, mungkin kita perlu merunut kembali, peranan komposisi musik dalam membawa jiwa komposernya. Seperti seorang filosof abad pertengahan yang pernah mengemukakan bahwa “Suara binatang mengekspresikan emosi mereka baik dalam kegembiraan maupun kesedihan. Sedangkan suara manusia mengungkapkan perasaan yang lebih beragam. Dengan suara yang mengekspresikan keberagaman itu dapat membuat orang lain tersentuh emosinya, merasa kasihan maupun simpati.” Musik, yang merupakan sarana baik audio dari vokal manusia maupun istrumen musik, seharusnya bisa mengekspresikan keberagaman emosi secara lebih dalam.

Seperti halnya musik underground yang biasanya membawakan ekspresi jiwa mempertanyakan kehidupan, atau musik punk tempo dulu yang menyuarakan anarkisme dan anti kemapanan, blues yang seolah menyuarakan kegalauan, jazz yang menyiratkan ketenangan dalam kesenduan, atau bahkan gambus dan nasyid yang membawakan hasrat spiritual.

Musik yang membawa jiwa akan menjadi sebuah karya yang abadi dalam mengisi hari-hari penikmat musik. Seperti halnya musik dari The Doors yang popular diawal 70an, dimana sampai sekarang, setiap tahun akan ada 20 orang yang teracuni dan tak bisa mundur lagi dari mengagumi karya-karyanya. Seperti juga musik dari Nirvana, yang setiap tahun ada saja remaja yang terjerat dalam distorsi teriakan penuh emosi dari Kurt Cobain.

Ada berbagai teori-teori yang mendukung dalam penciptaan sebuah irama musik yang baik, tapi sumber pencipataan itu sendiri adalah inspirasi. Sehingga seseorang yang menguasai teori-teori yang komprehensif mengenai musik tak akan bisa menelurkan karya-karya yang agung tanpa feeling yang mendukung, tanpa inspirasi, tanpa memadukan jiwa dalam proses kratifnya. Hal ini dikarenakan apa yang dibawakan oleh maestro-maestro dalam bidang musik merupakan ungkapan dari kristalisasi perjalanan hidup fisik, mental dan spiritual yang diekspresikan ke dalam alunan nada-nada.

Oleh karena itu, sebagai sesama pendengar musik, pengapresiasi musik, atau lebih jauh lagi, pemain musik. Sudah saatnya kita memperhatikan kembali soul yang dibawa oleh musik yang selama ini melingkupi kita. Mari menghargai karya-karya penuh jiwa dan mari menghasilkan karya-karya dengan jiwa.

2 comments:

  1. Anonymous6:02 AM

    Keren banget bro..bagus informasinya..izin copy-paste ya..ga akan saya aku2in kok..hehe
    Mksh! :D

    ReplyDelete
  2. ahaha
    makasih juga bro..

    ReplyDelete