Seseorang yang punya kekuasaan atas begitu banyak manusia dengan segudang jabatan didudukinya, adakah dia memperoleh ketenangan dalam hidupnya?
Seseorang dengan kekayaan yang mampu membeli harta benda berlimpah, adakah dia memperoleh ketenangan?
Seseorang yang memiliki pengetahuan sedalam-dalam dan sejauh-jauh negeri, akankah dia memperoleh ketenangan?
Seseorang yang memiliki hubungan pertemanan dengan begitu banyak orang di berbagai belahan dunia, adakah memiliki ketenangan?
Seseorang yang memiliki cinta kepada kekasihnya dengan setinggi gunung dan sedalam lautan, akankah merasakan ketenangan??
Seseorang dengan kedewasaan, kebijaksanaan, kecerdasan tinggi akankah merasakan ketenangan?
Seseorang yang mendalami ilmu agama, menghapalkan berbagai surat dan hadist di luar kepala akankah mendapat ketenangan?
Ketenangan seperti apa ini?
Adkah hubungannya dengan antara keseimbangan, kebahagiaan dan ketenangan?
Kenapa pula aku terlalu banyak bertanya?
Apakah karena kodrat manusia sebagai makhluk yang punya intelektual, sehingga masalah seperti ini juga bisa memakan memori untuk pencarian jawaban.
Sebagai salah satu bahan pencerahan,
A’a Gym pernah mengatakan bahwa salah satu musuh yang harus kita hilangkan adalah keinginan, keinginan duniawi, kita harus memperbaharui setiap keinginan itu dengan pertanyaan, kalau punya keinginan seperti ini, Allah ridho ngga? Sehingga tujuan akhir dari seorang manusia tetap bukan hasrat untuk mencapai dunia dengan segala isinya. Mungkin dari sini bisa ditelusuri sehingga memperoleh pencerahan.
Kemudian, seorang filsuf cina pernah mengemukakan, tentang ego manusia, setiap ego yang dipelihara akan menciptakan batas antara dirinya dengan alam semesta, sehingga semakin besar ego itu berkembang, akan semakin kecil perasaan dirinya dibanding alam semesta raya yang luas ini. Jadi menghilangkan ego, berarti menghilangkan batas antara manusia dengan alam semesta. Dalam bahasa Musashi: Menyatu dengan alam. Mungkinkah dari sini akan muncul pencerahan.
Atau, Budha juga mengatakan bahwa manusia harus berusaha menahan diri dari segala nafsu yang ada pada dirinya, menghilangkan nafsunya, sehingga pada akhirnya bisa mencapai tahap tertinggi dari penciptaan, dan kembali pada nirwana.
masih ada sekian banyak pemikiran orang besar disini, dan kayanya kapasitas otakku tak cukup besar untuk menampung semuanya...
wuih dalem, terutama bagian ini nih Seseorang yang memiliki cinta kepada kekasihnya dengan setinggi gunung dan sedalam lautan, akankah merasakan ketenangan?? hehe..
ReplyDelete