Monday, May 06, 2013

mimpi ikan


Pagi tadi aku mimpi. Mimpi apa aku pagi tadi? 

Aku mimpi berenang, berenang menghindari kejaran. Kejaran entah siapa, aku pun lupa. Tapi tidak sendirian aku berenang, berenangnya bersama kawan-kawan, ada dua orang. Siapa mereka? Aku sudah lupa pula, padahal dalam mimpi mereka begitu nyata.

Berenangnya itu pun belum tentu tepat disebut berenang, itu seperti ikan yang hidup di air. Airnya air sungai, sungainya mengalir. Untuk menghindari kejaran, kami bertiga harus menerjunkan diri ke dalamnya, dan lagi di dalam sungai pun kami masih tetap akan dikejar, karena mereka yang mengejar bisa berenang juga.

Maka kami mengubah diri, mengubah diri jadi bisa menyelam dan jadi bisa hidup di dalam air, yang salah satu cirinya itu bernafas. Entah jadi apa kami itu, ukurannya kecil seukuran jempol tangan, punggungnya bulat agak keras, yang jelas kami di dalam air itu bersama ikan-ikan, mungkin seperti anak kura-kura kecil, kecil sekecil jempol, atau sebesar jempol apabila jempolnya kebetulan besar.

Perubahan itu cukup terasa menyakitkan, harus beberapa kali kami berubah. Dari air kami kembali ke darat, lalu naik, ternyata keadaan belum aman benar, sehingga melompat lagi ke dalam air, ada tiga kali keluar masuk ke air. Saat itu rasanya seperti akan tenggelam, namun harus menguatkan diri bahwa kami bisa berubah. Maka kami mulai menciut. Saat itu rasanya seperti tidak bisa bernafas, tapi harus menguatkan diri bahwa ikan saja bisa bernafas. Maka kami mencoba bernafas dan ternyata memang bisa. Lama-lama bernafasnya berasa nyaman. Lama-lama melayang, melihat aneka ragam ikan. Para pengejar pun tak bisa menangkap kami, karena kami hilang jadi mahluk air yang dia tak mengerti.

Kami terus berenang, meliuk-liuk ke kiri kanan bersama ikan. Lewat dari air terjun yang jatuh dengan deras. Sampai akhirnya kami sampai di suatu tempat, naek ke daratan. Entah dimanapun itu, yang jelas masih di dalam mimpi. 

Di sana, ada kuburan yang dibongkar. Yang membongkar mengambil beberapa lembar kertas dari sosok yang terbaring itu yang pakainnya seperti drakula. Menyuruh anak buahnya membereskan, lalu dia pergi sambil menyimpan kertas itu dibalik mantelnya, lalu kuikuti. Aku tau dialah penjahatnya, dan akulah tokoh utama yang baik hatinya. Bukan karena mukanya yang sangar dan mukaku yang ganteng, tapi karena ini aku yang sedang bermimpi. Kami bertabrakan di tengah suatu jalan setapak itu. Saat bertabrakan itu, kuambil kertas dari balik mantelnya.

Kertas itu lalu kugabungkan bersama sebuah buku, buku apa itu, buku catatan Leonardo Da Vinci. Ternyata itu adalah beberapa lembar yang hilang dari catatannya terkenal itu, yang berisi tulisan dan gambar-gambar yang sedang dia teliti, yang sudah diterbitkan.

Lalu aku bertemu kakek itu, kakek Leonardo Da Vinci, dia kan sudah tidak ada, hidupnya di abad ke 15, bagaimana bisa ada dia bertemu aku. Tidak jelas, karena ini mimpi. Lalu kuberikan buku itu kepadanya. Mungkin di sinilah mimpi berakhir, karena aku tak ingat kelanjutannya. Teman ku sudah tidak ada, entah pergi kemana, mungkin kembali ke mimpinya sendiri.

Mencoba sedikit interpretasi seperti di tafsir mimpi, seperti psikoanalisanya Sigmund Freud, ada beberapa potongan dan elemen terpisah dari pengalamanku yang mendadak bergabung terlibat dalam mimpi ini. Karena waktu kecil aku suka bermain dan berenang di sungai, karena beberapa waktu lalu aku menyelam di laut dan melihat ikan-ikan, karena seharian kemarin aku membaca buku biografi Leonardo Da Vinci, karena malam tadi aku nonton film dokumenter national geographic test your brain, yang mengajarkan cara mengambil barang dari kantung orang lain tanpa diketahui. Namun aku tak tau, apakah ada sesuatu yang sedang mengejarku? Ini semua, hanya mimpi. Mimpi yang membuat tidur jadi lebih dari sekedar istirahat. 

2 comments: