Tuesday, May 25, 2010

children's delusion (preface)

Demikianlah…
Apanya yang demikianlah? Ya demikianlah, saat para ahli arkeologi menemukan berbagai manuscript berusia beberapa lapis tahun, ratusan, lebih… Saya pun menemukan semacam manuscript diantara tumpukan buku-buku yang sudah lama tidak terjamah, sebuah buku yang sudah usang dan hampir saja dari kumpulannya terbuang.

Kertasnya sudah sangat kumel, berwarna kuning, tulisannya tidak bisa dibaca dengan jelas, dan secara essensi maupun substansi dari sudut manapun, tentu saja sangat tidak layak untuk dibaca. Catatan-catatan ini dibuat sekitar tahun 1997, oleh beberapa anak belum gede yang labil sekali, yang melarikan diri dari rutinitas pelajaran kelas dua SMP menuju dunia imaginasi, atau lebih tepat mungkin dikatakan sebagai dunia halusinasi.

Hal ini terjadi setelah mengisi LKS matematika dengan gambar-gambar gunung, kapal, pesawat, mobil dan wajah manusia menjadi haram karena beberapa barang bukti telah digunakan untuk mendakwa beberapa murid yang tak sanggup menerjemahkan soal-soal menjadi jawaban berupa tulisan atau angka-angka eksakta. Gambar pemandangan gunung, sawah dan ladang adalah pemecahan masalah sementara yang hanya memperumit permasalahan sebenarnya, saya tentu saja tak bertanggung jawab, karena hanya menjadi perantara bagi ide-ide mereka menjadi beberapa bentuk yang bisa ditangkap oleh indera. Hanya guru kami tidak bisa mengerti bahwa kesalahan kami hanyalah menjawab pertanyaan matematika dengan jawaban untuk bidang pelajaran kesenian.

Buku ini beredar. Menjadi bacaan pokok disela-sela pelajaran yang isinya didiktekan dengan suara pelan. Menjadi sarana untuk menjelek-jelekkan atau membagus-baguskan apa-apa yang sebenarnya tidak bisa disebut sebagai salah satunya. Dalam pada itu dia sempat singgah ke ruang guru sebentar, dan lagi-lagi penulisnya berlepas tangan. Untunglah ibu itu sangat moderat sehingga bisa mengembalikan buku ini tanpa perlu memperlihatkan gesture mengelus dada seraya menggeleng-geleng prihatin demi melihat apa yang kami kelakuan.

Dua buah buku, yang isinya hanya imaginasi tak terkendali. Yang tak ada karakter tokoh, dialog, alur, atau konflik yang bisa membuatnya dikatakan sebagai cerita yang bermutu. Sama sekali tidak bermutu. Sehingga bagi orang-orang yang telah menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja dan perlu meningkatkan efisiensi dan efektifitas waktu untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik, tolong jauhkan diri anda dari membaca cerita ini. Dan bagi orang-orang yang telah menjalani hidupnya dengan sempurna, memanfaatkan waktu dengan baik, dan perlu sekali-sekali setidaknya dalam sebuah siklus hidup, untuk berbuat kesalahan, silahkan baca cerita ini.

Dari dua buku tersebut, satu telah hilang entah dimakan siapa dimana. Sehingga penting untuk mengabadikannya secara digital, sebelum yang satu ini hilang dimana dan entah dimakan siapa juga. Dan dipersembahkan bagi teman-teman yang pernah menjalani masa itu bersama kami, karena hey, sadarlah masa-masa itu layak untuk disesali: kalau tidak dinikmati.

Salam tempel.

No comments:

Post a Comment