Bapak, apakah dirimu kesepian atau dalam keramaian, saya tidak tau,
tetapi saya anak lelakimu yang mulai terbiasa merasa sepi dalam
keramaian.
Bapak, lihatlah ini minuman, bahkan segelas estehmanis pun turut membentuk
kesendirian ini, sehingga saya hanya bercerita kepadamu.
Bapak, saya tau Bapak sudah menginginkan saya menikah meski belum
ditemukan waktu dan keadaan yang tepat untuk itu, tetapi saya
anakmu, akan selalu mencarikan calon terbaik sebagai menantumu.
Bapak, saya pernah berbuat salah padamu, bersalah padanya dan orang lain, tetapi saya anak lelakimu, setiap membuat kesalahan saya berusaha memperbaiki.
Bapak, saya tau perjalanan yang saya tempuh ini mungkin akan berakhir sia-sia, tetapi saya anak lelakimu, yang rela menempuh perjalanan panjang untuk tujuan hidupnya.
Bapak, saya tau tak selazimnya seorang pria
menangis, tetapi saya anak lelakimu yang akan menghargai setiap tetes
yang terjatuh.
Bapak, saya tau terkadang rintangan terlalu besar di depan kita, tapi saya anak lelakimu, akan bangkit setiap kali terjatuh, demi hidup dan cintanya.
Bapak, saya tau bahwa ada cara yang baik dan cara yang buruk dalam menyelesaikan masalah dan saya anak lelakimu yang bisa selalu berusaha memisahkan yang buruk dari yang baik.
Bapak, saya tau saya tak sempurna, tetapi saya anak lelakimu, yang
selalu berusaha memberikan yang terbaik untukmu dan untuk dunia.
Bapak, saya tau bahwa menerima keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan kita itu begitu sulit, tetapi saya anakmu yang pandai, saya akan selalu belajar menerima keadaan, kekurangan dan mengikhlaskan.
Bapak, saya tau bapak sedang tidak ada di rumah, tetapi saya anak lelakimu yang setelah lelah berusaha akan tetap pulang ke rumah dengan kepala tegak.
Makanya cepet nikah bang, lalu ap kabar sm mbak yg itu
ReplyDeleteIya, mbak yang itu masih di hati.. :)
ReplyDelete