Friday, February 25, 2005

Perjalan Si Bejot Menemaniku

Izinkan aku memperkenalkan sesosok Bejot...

Si Bejot adalah temanku yang begitu setia.

Kala sang surya memanggilku dengan hangatnya, dan kujawab dengan selimut yang semakin rapat membungkus tubuh, Si Bejot telah siaga untuk mengantarkanku kuliah setelah semalaman bergulat dalam gelap malam dan dinginnya udara yang menusuk kulit, dengan tetap terjaga.

Terlambat menjawab panggilan mentari dan merelakan selimut kabut pergi, aku panik, dan memaksa Si Bejot mengantarkanku pergi ke kampus, menyiksanya dengan kecepatan diatas standar pria mapan. Dengan kesetiaannya yang tak berperi, Si Bejot tidak menunjukkan sedikitpun pemberontakan.

Kesibukan perkuliahan yang semakin menuju kulminasinya membuatku tak punya pilihan lain selain meninggalkan Si Bejot di parkiran. Si Bejotpun menunggu, tanpa pernah pergi meninggalkanku dalam kesendirian. Meski panas dan hujan menguji kulitnya yang berwarna kehijauan, dia tak bergeming. Tetap setia menunggu bersama sosok-sosok lain yang bahkan belum dikenalnya.

Saat senja hari tiba, aku menemui Si Bejot dalam keadaan menunggu, dia tetap tak menunjukkan ekspresi kemarahan. Bahkan dengan kerelaan, mengantarkanku melalui jalanan Dago yang indah, dengan suasana senjanya yang tak akan tergantikan. Suasana indahnya senja yang menempati ruang-ruang pikiran dan segera mengusir segala penat kehidupan yang sebelumnya menuntut ruang baginya. Saat tempo kehidupan mulai menurun dan manusia-manusia memilih rumah sebagai tempat yang terbaik untuk berlindung dari gelap malam. Saat lampu-lampu mulai menyala sebagian, mencoba memperkenalkan gemerlapnya kota besar. Saat wanita-wanita malam mulai berdandan dan siap menjalankan perannya. Saat-saat yang paling indah di setiap hari yang bergulir, saat-saat yang kunikmati bersama Si Bejot.

Tak pernah bisa untukku melupakan Si Bejot temanku. Sebagai ucapan terima kasihku, selalu kusisihkan jatah makanku untuknya, setiap minggu menemaninya mencari nutrisi yang bisa tetap menghidupkannya. Kadang aku harus berpuasa demi keberlangsungan hidupnya. Tak ada yang lebih berharga dari teman sejati seperti Si Bejot.

Meski berteman baik, tapi Si Bejot juga sering mengecewakanku dengan tindakannya yang diluar dugaan. Kadang aku harus mengalami kepanikan luar biasa saat di persimpangan lampu merah si Bejot memilih untuk berhenti mengkonsumsi bensin. Mogok. Sementara dari belakang, klakson dan teriakan penuh sumpah serapah selalu terdengar dan semakin mengarah pada anarki. Dalam kasus ini aku tak pernah bisa memaafkan Si Bejot. Mungkin itulah masa-masa dimana sebuah pertemanan di uji dan tak ada solusi yang lebih berguna selain berusaha saling mengerti.

Meski bagaimanapun, Si Bejot hingga saat ini masih setia menemaniku. Dalam suka maupun duka. Si Bejot yang retro, Si Bejot yang berkarakter, Si Bejot yang suka ngabisin jatah makan, Si Bejot yang suka ngeceng, Si Bejot yang baik hati, meski terkadang suka bandel. Perjalanan Sesosok Bejot tak kan pernah berakhir dalam ingatanku.

Sunday, February 20, 2005

Perjalanan menyambut mimpi, seorang Yows

HMS, 20 Februari 2005

23.00
Beberapa hari ini banyak kegiatan yang membuat badan mengalami degradasi energi. Aktivitas rutin dalam perjalanan menyambut mimpipun terabaikan selama beberapa hari, hingga malam ini.

Sebuah malam dingin dimana tetes hujan yang jatuh diatas genting menyuarakan nada jazz dengan denting organ berbunyi tik tik tik... Stiffness. Udara malam membuat manusia cendrung menghabiskan setiap detik yang berharga dengan bercinta dibawah selimut tebal. Bagi yang tidak kuasa mengkondisikannya, memilih untuk menghabiskan secangkir kopi panas, dan menghidupkan cahaya dari tembakau yang terbakar. Caffein dan Nikotin, kombinasi yang pas untuk menemani kesendirian dalam dingin malam. Pasangan yang juga serasi untuk sekedar berkumpul bersama teman dan berbagi berbagai nostalgia.

Kecanggihan teknologi informasi untuk mengakses dunia maya tanpa batas, beserta teknologi yang mendukung untuk membajak karya-karya the doors dalam wujud yang bisa diterima telinga membuat diri tak hendak untuk melewatkan malam. Garpitpun kembali menyala, memperdengarkan suara "kretek kretek" yang menari indah di telinga.

"Terlambat sudah kau datang padaku...
Setelah kau dapatkan penggantiku..."
Sial!!! Suara apa itu. Menoleh kebelakang, dan mengalirlah serangkaian respon syaraf mata kepada syaraf otak untuk kemudian diproses.
Laporan pandangan mata:
" Si Gustaf, Obhe, dan Joli, beberapa perantau yang menemukan komunitas yang tepat di HMS dalam rangka mengkumandangkan tembang-tembang kenangan dalam wujud suara yang masih diragukan untuk dikategorikan sebagai bunyi. 'Koor yang fales'. Syaraf-syaraf telinga melaporkan hasil analisisnya. Tapi semangat mereka patut dikagumi. Karakter yang dibawanya lebih indah daripada suara yang dikumandangkan. Penuh keceriaan, seperti sekumpulan burung yang bernyanyi, terbang bebas dari segala beban kehidupan yang membuatnya selalu menyentuh bumi."

Apa boleh buat, bait-bait puisi Jim Morrison harus terhenti sejenak. Mengizinkan serangkaian tembang kenangan mengganti posisinya.

00.00
Sukurlah. Sekelompok Pria Lapuk dari tanah Batak tadi telah terbang ke alam mimpi mencari nostalgianya di atas sana. Tak lagi bernyanyi. The Doors kembali menunjukkan kuasanya.

Hati ini kembali sepi, mengingat belahannya yang entah ada dimana. Hanya Garpit dan Morrison yang setia menemani. Serangkaian saraf pengecap berusaha memberi kontribusi dengan mencerna teh dan susu dingin yang membentuk kombinasi yang tak lagi sempurna. Seperti potongan puzzle yang tidak menemukan tempatnya.

Serangkaian nada yang belum bisa digolongkan kedalam rock n roll, blues, atau jazz kembali menggema. Mengantarkan lyricsnya untuk berusaha dicerna.

"Before you slip into unconsciousness
I'd like to have another kiss
Another flashing chance at bliss
Another kiss
Another kiss

The days are bright and filled with pain
Enclose me in your gentle rain
The time you ran was too insane
We'll meet again
We'll meet again

Oh tell me where your freedom lies
The streets are fields that never die
Deliver me from reasons why
You'd rather cry
I'd rather fly

The crystal ship is being filled
A thousand girls, a thousand thrills
A million ways to spend your time
When we get back
I'll drop a line"

Kelelahan menatap cahaya putih yang terpendar dari sebentuk (mungkin) kotak di depan, mata berusaha mencari sekumpulan cahaya lain untuk dikumpulkan kedalam retina.
Laporan pandangan mata:
"Sesosok Gillmar sedang menyuarakan dengkuran halus, dengan perut yang tak berhenti turun naik, memperlihatkan lemak yang dikandungnya seraya berusaha menangkap udara dan membuangnya kembali."
"Sesosok Binjai tergeletak dengan posenya, yang menunjukkan pembelaan diri terhadap dunia, manyatakan bahwa dirinya tak berdosa. Tak ada yang bisa membuktikan dia berdosa saat menatap seraut wajah polos seperti bayi yang seperti berharap bisa melalui hari esok dengan tetap tertawa dan riang bernyanyi."

Oy, Surius dulu Binjai!!! Hati ini tetap mencoba memberikan dakwaannya.

01.22
Layar HP yang belum beraneka warna berusaha melaporkan waktu yang diingatnya. Setelah seharian tidak memperdengarkan suara SMS masuk, yang setidaknya berisi "Yows, pa kabar?".
Peranannya tak lagi terasa.

Lyrics The Doors kembali mengisi sekian detik dalam lamunan
"There will never be
Another one like you
There will never be
Another one who can
Do the things you do, Oh

Will you give another chance?
Will you try a little try?
Please stop and you'll remember
We were together
Anyway
All right!"

Sebatang Garpit kembali memberi sumbangsihnya.

Sekumpulan memori kembali mengisi pikiran, belum rela meninggalkannya dalam keadaan kosong. Entah kapan kekosongan itu bisa datang dan memberikan kebahagiaan menikmati hadirnya gambar-gambar baru yang tak lagi datang sejak melalui hari-hari statis, yang membuat sepasang kaki seolah-olah berjalan dalam lingkar labirin.

"Tek tek tek"
Sepasang telinga melaporkan getaran yang ditangkapnya, seraut wajah Pak Jhon menyumbul dari balik pegangan tangga.
"Mbi, Ntar klo sudah, panggil aku ya..."
"Oke" Mulut refleks berucap. Meski rasio menyimpulkan, entah kapan explorasi ini akan selesai.

Pak Jhon, sesosok Pria jantan, yang dengan potensi yang sesungguhnya melebihi batas pemikirannya, merupakan suatu figur yang menarik. Kemampuannya bercerita dan bergaul membuatnya mudah diterima berbagai angkatan dibawahnya. Meski itu mungkin sedikit banyak disebabkan oleh ditinggalkannya dirinya oleh rekan-rekan seangkatan yang telah lebih dulu menyelesaikan kuliah. Tapi Maret besok Pak Jhon lulus, hati ini turut bergembira untuknya, tetap mendoakan semoga beliau bisa melengkapi status kelulusannya dengan PW. Meski demikian kapasitas otak yang terbatas telah berikrar untuk terus berjuang mengoptimalkan potensinya untuk tidak mengalami nasib seperti halnya Pak Jhon. 5 1/2 tahun perkuliahan. Laah, kenapa jadi nyeritain Pak Jhon ya??

02.15
Waktu kembali menunjukkan ukurannya, mengingatkan bahwa dirinya tetap bergerak meski banyak orang mengacuhkannya. Berputar mengikuti jalurnya tanpa pernah mengeluh. Kadang terbesit cemburu dengan kemampuannya menjajaki lingkaran tanpa pernah merasa bosan.

Lagu The Doors sejenak tergantikan oleh Dewa19. Sebelum kau terlelap.

"kuharap kau lepaskan sejenak
riak lakunya
sebelum kau terlelap

Lagu ini elus hati
Timang segala sedihmu
Sebagai suatu redam perih sebagai sampul diriku...

Yang kau sayang
Selalu saja terbitkan nurani
Diperihnya langkahmu

Pejamkan matamu
Sandarkan bebanmu
Masih ada yang lain
Sebelum kau terlelap..."

Mungkin sudah saatnya untuk memejamkan mata.
"Pak Jhon, aku udahan nih..."

Musik The Doors, dengan lyrics nya yang masih belum tercerna kembali mengalun.
Layar mulai tertutup, menanti untuk dibuka kembali pada pertunjukan dihari esok.
ZzzZZzzZzzzz....

Saturday, February 19, 2005

Perjalanan Kerja Praktek: Menuju Suramadu

Sebagai mahasiswa yang hendak menjalani semester tujuh, maka Yow dan rekan-rekan seangkatan harus melalui suatu tahapan perkuliahan yang dinamakan Kerja Praktek. Perjuangan untuk melalui Kerja Praktek ini dipenuhi oleh aral melintang yang selalu hadir menguji mental, masa-masa yang menjengkelkan bagi sebuah perkuliahan. Tapi tetap merupakan sebuah kenangan untuk dinikmati.

Partner KP
Memilih Partner KP yang tepat sama dengan menentukan masa depan, kesalahan memilih, berarti masa depan yang suram. Dan itulah yang Yow alami ketika berkata
“Yal, partner KP lo siapa?”
“Belum ada, kalo elo?”
“Belum ada juga, kalau begitu gimana kalo kita satu kelompok aja”
“Sepakat”Help me!!!

Perasaan kita berdua termasuk orang dengan gelaran termalas dalam mengerjakan tugas, yang setiap sehabis ujian baja ngetok2 kosan Cok Gus, ato Insan untuk menyamakan jawaban take home kuis, yang kalo ada Kuis langsung bersahabat dengan Oscar yang master segala bidang, yang begitu mo ujian sibuk meminjam catatan Eliza untuk di copy, yang begitu jam kuliah selesai, langsung nongkrong di kursi sipil atau Boulevard untuk ngecengin cewek2. Bagaimana bisa kita berdua memutuskan untuk menjadi satu kelompok?Ada beberapa kondisi yang menyebabkan hal tersebut, teman-teman segeng, seperjuangan, si Sopyan yang keliatan jenius dari botak di kepalanya ternyata sudah berpartner dengan si Ferry yang jenius juga meski itu ditunjukkannya dengan IPnya tidak begitu besar. Si Uun yang meski tidak jenius, tapi punya otak encer, rajin dan memahami betul ilmu pertanahan hingga menjuluki dirinya Haseup si Raja Tanah, dikabarkan telah berpasangan dengan si Jogja yang geblek, jadi tidak bisa dimintai berpartner. Si Adi kacrout yang lumayan berprestasi, telah memilih Ntong Veldman untuk berpartner. Si Oscar yang jenius, sudah dimanfaatkan oleh Roni yang taunya cuma cara memfoto yang baik dan belum tentu benar. Si Agung yang Brother banget, udah pindah jurusan. Keadaan mulai mengkhawatirkan, dimana semua orang yang prospek untuk dijadikan partner telah memiliki pasangan. Yow berpikir keras… Termenung… Kemudian melihat ke sebelahnya, seorang teman, yang juga belum mendapatkan partner. Yow memalingkan wajah, berharap yang dilihatnya hanyalah ilusi... Kemudian melihat lagi ke arah tersebut. Tetap saja, yang ada disana hanyalah seorang sahrial, apa boleh buat... terjadilah sebuah percakapan yang menentukan masa depan tersebut.

Pra KP, Menuju sebuah KP Perjuangan
Pengurusan TranskripBersama Sahrial, telah diputuskan untuk KP di Pembuatan rel ganda di sekitar Jogja. Pembagian tugas, rial mengurusi pengurusan KP diluar Bdg, dan Yow di dalam Jurusan.Suatu hari, Yow harus meminta transkrip sebagai syarat KP. Pengurusam tramskrip yang cepat bisa menjadi sebuah awal yang baik bagi perjuangan kedepannya. Yow menemui Pak Dede si buncit, di ruangannnya.
“Pak, mo minta transkrip buat syarat KP”
“Oh, formnya taruh dibawah aja, biar bareng sama yang lain”
“Oh, iya, makasih pak”
Keesokan harinya (Jumat), Liat ke Jurusan, belum ada transkrip yang keluar. Sial! Apa aja sih kerja si Buncit? Selentingan yang beredar menjanjikan transkripnya akan selesai Sabtu pagi. Sabtu pagi pukul sembilan saat yow ke Jurusan, sial! Belum ada juga.Satu jam berikutnya saat Yow kembali melihat ke Jurusan,
“Sial! Transkripnya gak di proses karena alamat pada form permohonannya belum lengkap.” Maka Yow memperbaikinya untuk memohon transkrip kembali, ketika telah selesai memperbaiki dan berjalan keatas lewat tangga (lewat manalagi?) tiba-tiba pak Dede turun dari ruangannya, berpapasan di tangga.
“Pak, mo ngurus transkrip buat KP pak, tadi isiannya belum lengkap…”
“Oh, Komputernya sudah dimatiin, besok ajah!” katanya tak bersalah…ekspresi yang, klo lagi dipasar tanah abang, akan mendapat sebuah tempeleng gratis.
Damn!!! dalam hati…
Senin berikutnya baru transkrip keluar. Beberapa hari kemudian Surat KP pun keluar, disambut dengan wajah sumringah seorang Yow. Giliran Rial bertugas menyelesaikan urusan KP diluar Jurusan, ke tampat KP.

Pengurusan Proyek
Rial berusaha menjalankan tugasnya, kebetulan orang tuanya memiliki teman yang bekerja sebagai Pimpro sebuah proyek pembangunan rel ganda Solo-Jogja. Rial berangkat ke Jakarta untuk menemui Pimpro tersebut berbekal surat permohonan Kerja Praktek ditangannya. Menunggu sekian lama, sebagaimana layaknya seorang tidak penting, berusaha menemui seorang yang dianggap penting, dan oleh orang yang tidak penting yang bertindak sebagai bawahan orang penting tadi disuruh menunggu di sebuah kursi yang menjadi penting karena bisa digunakan untuk melewatkan beberapa jam kedepan.

Hari menjelang sore, setelah dikonfirmasi ulang, mendapat berita bahwa orang yang dicari tidak bisa ditemui hari ini. Keesokan harinya, Rial melalui serangkaian aktifitas yang seperti dejavu dikepalanya, kemudian mendapat kabar bahwa proyeknya baru sampai pada tahap pengurugan tanah, pembangunan rel baru dilaksanakan awal 2005. Rial tertunduk, dengan segala ekspresi yang menyiratkan “why, why, why…”

Tidak bisa mendapatkan tempat yang sesuai dengan tujuan KP di surat permohonan, merupakan isyarat harus memulai kembali semua proses dari awal. Teman-teman sejurusan sudah mendapatkan tempat, dan memulai KPnya. Seorang rekan bertanya
“Eh, giman KP kalian? Kapan kalian berangkat ke Jogja?”Dijawab
“Aakh… Pertanyaan yang susah untuk dijawab… NO COMMENT”

Yow dan Rial menetapkan target proyek baru. Proyek pembangunan Jembatan Suramadu. Seorang saudara dari ayah Sahrial yang bekerja di PU pusat memiliki hubungan dekat dengan Pimpro Proyek Suramadu. Pimpro Suramadu telah menyetujui Yow dan Rial untuk KP disana. Tinggal menunggu surat dari jurusan.

Pengurusan surat KP kedua di jurusan ternyata memakan waktu dan emosi yang terlalu berlebihan. Harus mendapat surat penolakan dari proyek pertama, yang belum dimiliki oleh mereka. Sementara waktu liburan tinggal sebulan lagi. Maka Yow dan Rial memutuskan untuk melakukan sedikit tindak kejahatan. Dan segera mendapat surat balasan dari proyek.

Searching for The Pembimbing KP
Pengurusan KP yang berlarut-larut bisa berpengaruh besar terhadap kesehatan jiwa mahasiswa KP. Hal ini berhubungan dengan pembimbing KP. Pasangan yang telah mendapatkan tempat KP akan langsung mamboking dosen pembimbing yang difavoritkan. Yang baik dalam hal nilai, tidak susah ditemui, tidak bikin susah dalam asistensi.

Yow telah melakukan pencarian dosen dengan semangat 45. Beberapa hari berlalu tanpa mendapatkan Dosen. Yow dan Sahrial menghadap ke pak Wayan di PPAU. Menanyakan kesediaannya...
”Kp nya bukan di bagian pondasi ya, saya kebetulan masih memiliki mahasiswa TA, cari dosen lain aja dulu, nanti kalau tidak ketemu dosen lain, baru hubungi saya...”
Selanjutnya pencarian di lakukan Yow seorang diri, karena partnernya pergi ke Surabaya. Yow memutuskan untuk menghadap ke Pak Sahril di Gedung annex, menunggu hingga lumutan, orang yang ditunggui begitu sibuk dengan tamunya sehingga tidak bisa melayani mahasiswa. Yow pulang dengan tangan hampa.

Alternatif lain, Pak Rizal Tamin. Begitu dicari di kantornya, sekretarisnya mengatakan,
”Wah, pak rizal itu sibuk, sekretaris MWA, suka bepergian keluar kota. Mahasiswa yang TA dan KP nya diurusin beliau tahun kemarin pada susah selesainya...”
Belum putus asa, Yow menghadap ke Pak Legowo, dosen yang terkenal karena kebaikannya dalam memberikan nilai. Mendapatkan restunya, maka bersorak-sorak bergembiralah hati Yow. Kemudian segera menghadap ke bu Tiktik selaku pengurus KP dari departemen.
”Bu, saya sudah menghubungi pak Legowo, katanya bersedia menjadi pembimbing saya.”
”Lho, bukannya pak legowo belum bisa membimbing karena mahasiswa KP nya yang semester lalu belum selesai?” Bu Tiktik seolah-olang mengambil sebuah pisau, kemudian menusukkannya ke sebuah hati yang penuh harap. Damn!

Tiba-tiba muncul seraut wajah memasuki departemen, yang seharusnya tidak muncul pada saat itu, wrong time, Pak Juned.
”Nah, ini ada Pak Junaidi, beliau belum ada yang dibimbing,kalin bimbingan sama Pak Junaidi saja.” Ibu Tiktik mengambil tombak empu gandring dan menambahkan tusukan di bekas pisau yang dulu telah bersarang dengan ucapannya.
”Oh, iya, gimana, boleh pak, kita bimbingan sama bapak?” Terpaksa terucap, berdoa dalam hati semoga tidak mendapat jawaban ”iya”
”Hmm, boleh-boleh saja.” Jawaban yang tidak diinginkan, pemilihan alphabets yang berbeda...Maka resmilah kami memiliki soorang pembimbing yang paling di hindari di seantero sipil. Mimpi buruk bagi mahasiswa yang menjalani KP.

To be continued

Tuesday, February 15, 2005

Perjalanan Musik

Seseorang seringkali harus diberi katalis untuk menemukan sesuatu, dan mendalaminya.

Sebuah band tak terlalu menarik bagi Yow hingga suatu hari,
Yow disuguhi sebuah rekaman oleh seorang temannya,
Sebuah lagu berenergi tinggi, beremosi puncak, membawa jiwa kedalamnya,
yang begitu pertama kali didengarkan akan langsung melekat dalam memori
dan terus mengendap didalam disana."Smells like teen spirit".

Setelah itu mulailah, hari-hari Yow dicekoki oleh jeritan Kurt Cobain,
Nevermind, Bleach, In utero, incesticide,
hingga ketenangan yang ditawarkan oleh unplugged in newyork dari NIrvana.

Jiwa musik yang mengisi sanubari Yow terpanggil, keluar,
berusaha menemukan identitasnya.

1999 Yow bersama Paddy n Dunk membentuk sebuah band "Embrio"
dalam rangka melahirkan semangat bermusik yang selama ini bercokol dalam dirimereka.
Embrio membawakan lagu2 Nirvana dan tampil dalam malam Pelepas lelah SMU TT.
Namun band ini tak bisa bertahan lama, dan segera menemukan titik jenuhnya.

Mengisi kekosongan hari2nya, Yow mendengarkan rekaman lagu2 Punk,
dengan lirik2 frustasi, kesepian, pemberontakan, dan pertanyaan akan arti hidup.
Dimasa2 itu, bertemulah Yow dengan seorang yang telah dialiri Jiwa Punk sedari lahir,
Punk alami, seorang Bobbi. Orang yang menyesatkan Yow lebih dalam ke aliran Punk.
Pertemuan mereka berlanjut ke pembicaraan pembentukan sebuah Band.
Merekapun membentuk "Sweet children",
Bobbi: vokal, Yows: Guitar, Dedi:Bass, Bahman:Drums
Masa kanak2 yang manis telah berakhir...
Berbekal semangat untuk terus bermusik dan skill pas2an,
Yow dkk tampil memukau dalam acara Perpisahan
Kelas 3 SMU TT.

Band ini terus berlanjut hingga mereka menyelesaikan masa SMU.
Mereka sempat merekam sebuah album yang diambil dari studio maupun liputan konser,
namun album tersebut tak pernah beredar.
Hanya bisa menjadi sebuah kenangan bagi jalan menuju kemahsyuran.
Mereka resmi membubarkan diri pada tahun 2001 akibat kesibukan kuliah masing2 personelnya.

Mencoba merekonsiliasi bandnya kembali, dengan ketiadaan personil pada posisi drum,
Yow dkk merekrut drummer baru, seorang Fachrullah.
Mereka mencoba membawakan lagu2 ciptaan sendiri. Namun drummer yang terlalu ngepop
membuat mereka kehilangan arah, lagu2 yang dibawakan lebih seperti slow rock malaysia
daripada sebuah lagu rock. Bubar.

Masih mencoba membentuk sebuah band, mereka mendepak drummer ngepop tersebut
dan merekut Ryan, mantan additional rhytm pada band lain yang sangat berbakat dalam musik.
Terbentuklah sebuah band dengan nama Plunk. Masih bercokol dalam Punk.
Namun band tersebut tak bisa bertahan lama...

Ketiadaan sebuah band membuat Yow lebih cendrung mengeksporasi musik melalui pendengaran
dibanding memainkannya. Dalam pencarian tersebut Yow mulai mendengarkan
band2 seventies seperti: Ramones, Rolling Stones, Stone Roses, The Velvet Underground serta The Doors.
Rock n Roll mulai memegang peranan dalam kehidupan Musik Yow. Terutama The Doors,
yang selalu menyusupkan lyricsnya pada telinga Yow setiap malam sebelum bisa terlelap.

Terlalu banyak mendengarkan musik tanpa memainkannya malah membuat jemari Yow gatal.
Bersama seorang maestro gitar bernama Dickey, Yow mencoba untuk membentuk sebuah band.
Namun Band tersebut tak pernah menemukan titik yang memajukan.
Perdebatan aliran yang dibawakan, dan kesulitan mencari vokalis yang memiliki idealisme
membuat band tersebut selalu, hanya ada dalam angan...

Monday, February 14, 2005

Sebuah Perjalanan

Disini kita akan sama-sama menyimak sebuah perjalanan, pencarian jati diri, sebutir, sejumput, sebongkah, bahkan sesosok tampan berinisial Yow.
Mari berjalan bersama...