Wednesday, April 04, 2007

cinta pergerakan atau pergerakan cinta?


Ini adalah sekelumit kisah dari masa kuliah dulu.

Alkisah pada suatu hari yang cerah, dimana hati Yows selalu gundah. "Kenapa tak ada yang mau singgah?" Demikian suara hatinya membantah kehidupan yang terasa begitu sampah.

Yows sedang berjalan bersama Edd Corp (pemilik anak perusahaan Yows Corp) melewati gerbang kampus. Terdapat kerumunan orang-orang yang sepertinya sedang ber-aksi (melakukan aksi, aksi = demonstrasi (melakukan demo), demo = pertunjukan jadi mereka sedang mengadakan pertunjukan). Terdapat di antara kerumunan tersebut, seorang wanita cantik putih berseri memakai jilbab, menyebarkan propaganda (Tolong pak polisi, dirinya jangan ditangkap).
"Mayan Edd" kata Yows
Edd no comment.
Mereka menghampiri, dan ketika wanita membagikan selebaran kepada Yows.
"Aksi apaan nih?" Sambil melihat wanita
"Ini, selebaran untuk aksi mengenai advokasi bla2)"
" Advokasi itu apa?" Belum mengerti dan melihat wanita
"Itu adalah Bla2 bla2" Tetap Yows tidak mengerti dan melihat wanita yang menjelaskan dengan canggung, pertanda dia juga tidak begitu mengerti (hehe).
"oo, iya makasih ya."
Kehabisan pertanyaan, Yows pun berlalu sambil tetap menatap wanita, mengerti tak mengerti tak masalah, yang penting bisa ngobrol.

Iringan-iringan yang melakukan pertunjukan akhirnya berjalan dalam beberapa baris hendak menuju Gedung Sate, dan selanjutkan melanjutnya pertunjukan di sana. Satu orang berteriak-teriak menggunakan Towa, yang biasa disebut sebagai Komandan Lapangan. Namun semua ini hanya dianggap pertunjukan bagi kebanyakan mahasiswa ITB, yang kebanyakan self oriented. Dan demikianlah, akhirnya Yows mengerti bahwa ini adalah rombongan dari Sosial Politik KM.

"Cewe yang itu anak mana Edd?" Tanyanya pada Edd Corp, makhluk jalang yang kadang-kadang cukup berpengetahuan.
"Kalo ga salah anak IF bang!" Ucap Edd Corp cukup yakin, padahal diketahui kemudian, jawabannya adalah SALAH!

Hari-hari berlalu,
Pada suatu hari yang sedang berlalu itu, Yows melihat sebuah spanduk : "Seminar Tentang Korupsi. Di Altim". Dengan berbekal harapan akan seperangkat konsumsi yang disediakan panitia, Yows pun melangkahkan kakinya kesana.

Ternyata penjaga meja tamu adalah wanita "mayan" tempo hari. Yows mengisi buku tamu, dan menatap wanita tersebut sekilas. Wanita (terlihat seperti) menatap Yows sekilas juga. Degh!
"Mayan nih cewe, aktif di pergerakan lagi." Ucap Yows dalam hati.

Beberapa bilangan waktu lagi berlalu, Yows bertanya pada Nani (inisial, bukan Nani dalam lagu Harapan Jaya: Kuliah Pagi), seorang adik kelas yang ikut berkecimpung di Sospol.
"Kenalkah dengan anak yang bla bla?"
"Oh, itu ely (inisial, belum tentu asli sunda) anak GX2003. Kenapa?" Katanya
"Oks d, gadapapa." Yows pun menitipkan harapan keselamatan bagi wanita tersebut.

Krisis BBM melanda negeri. Pemerintah, dengan perhitungannya, menerapkan ke(tidak)bijakannya menaikkan harga BBM. Mahasiswa yang memiliki papan nama rakyat kecil marah. Diskusi digelar, dan mereka sepakat untuk kembali ber-aksi. Tetap diprakarsai oleh bagian KM (Keluarga Mahasiswa) ITB. "Kenapa himpunan ga punya prakarsa ya? Mungkinkah, ini sudah kewajiban mereka yang secara struktural pada posisi untuk mengemban kewajiban?" Pikir Yows kala itu kebingungan, tapi bukan untuk memperdebatkan itu cerita ini bergulir.

Yows muda beranggapan bahwa, orang-orang yang sepertinya sedang membela rakyat itu perlu dibela, maka Yows ikut dalam sebuah aksi. Beragam almamater berkumpul di Monumen Perjuangan Bandung untuk kembali berjuang. Di antara mereka Yows tiba-tiba melihat wanita yang menarik hatinya kala itu. "Sambil menyelam minum sari apel nih.*" Pikir Yows.

Diantara kerumunan dan barisan yang sibuk bersuara gaduh, Yows mengambil kesempatan mendekati Ely yang sedang membagi-bagikan selebaran.
"Bagi-bagi selebaran lagi ya? sini dibantuin."
Tidak terjadi percakapan lanjutan di antara mereka, Ely memberikan sebagian selebaran yang isinya menuntut pemerintah membatalkan kenaikan BBM dan mengaudit korupsi di Pertamina, lalu mereka berdua sama-sama menyeberang jalan. Dan ini adalah Teklap (Teknis Lapangan) yang terencana oleh Yows.

Yows tidak berorasi, meskipun pada kapasitas yang seharusnya bisa berorasi (ya iyalah, masa mau mengambil Tows dengan kata-kata "aku padamu!"). Yows malah membagi-bagikan selebaran, sambil curi-curi pandang. Curi ke kiri curi kedepan curi ke belakang? Loh…

Sambil lalu Yows malah mengamati kerumunan berbeda dari Himpunan yang sepertinya membawa bendera bernuansa mahasiswa islam (you know what I mean?), yang malah memisahkan diri dan membakar ban. Banyak diantaranya yang justru berpenampilan ala underground dan punk, petugas kepolisian menertibkan mereka sebelum Yows melakukan sesuatu (Apakah sebenarnya ada yang bisa dia lakukan?). Dan begitulah adanya, ternyata kita tak bisa melihat inti sesuatu dari sebuah bendera, don't judge a thing by it's flag, karena seringkali… (Mari kembali ke inti cerita dan mengesampingkan kajian berbau politis).

Hari berputar-putar, masih dengan hari yang berputar, Yows (tak) sengaja membaca sebuah spanduk bertuliskan seminar (solusi) krisis energi. Dengan harapan mengisi banyak di perut dan sedikit di otak seperti biasa, ditambah harapan bertemu ely lagi tentunya, akhirnya Yows menghadiri.

Ternyata dirinya ada, Yes! Dengan sedikit ria akhirnya Yows bertanya pada pembicara seminar.
"Nama saya Yows (yang sebenarnya, pengucapannya diperuntukkan terutama sekali bagi si wanita) ingin bertanya bla bla…. ? Bagaiman dengan bla bla bla…?"
Brol diobrol obrol yang berlanjut dari pembicara, akhirnya seminar berakhir dan Yows keluar, sambil menenteng konsumsi yang cukup menghemat belanja harian perut, si Ely juga berjalan hendak pulang. Yows menghampiri.
"Ely ya, mau kemana?"
"Mau ke Salman"
"O, sama, bareng yuk" Padahal kalau dia menjawab mau ke BIP, akan dijawab sama juga (Hehehe).
Akhirnya mereka berjalan beriringan, dan brol diobrol obrol akhirnya terjadi perkenalan. What's amazing is, the girl already knows or memorize Yow's name.
Di Salman mereka berpapasan dengan Nani yang terkaget-kaget, dan belakangan mengajukan pertanyaan, "Kok bisa jalan berdua?" dan mengingatkan "jangan sering-sering ya!" (Terima kasih untuk Nani)

Dan demikianlah, hari masih berputar karena belum menemukan tempat pemberhentian. Yows masih mengikuti perputaran hari. Yows mengikutinya bersama semangat baru yang diwarnai dengan keberhasilan sebuah perkenalan.

Tibalah bulan yang dinanti bagi umat islam, bulan ramadhan.
Beberapa hari puasa, Yows mengajak Ely berbuka bersama. Ajakan pertama melalui SMS bertepatan dengan hari ulang tahun Yows, ditolak dengan halus. Ajakan kedua sekitar seminggu kemudian melalui telepon di pagi yang buta.
"Halo. Selamat pagi"
"Halo."
"Dah bangun blom?"
"Udah, ni baru aja bangun."
"Oo, blm sahur dong."
"Iya, blm."
"Eh, tar sore buka bareng yuk."
"Hayu."
"Ya udah, buruan sahur ya, keburu imsak."
"Iya."
Akhirnya Ely menerima ajakan berbuka bersama, padahal kelak diketahui dia pada hari itu tidak berpuasa karena sedang berhalangan. Hehehe.

Bulan ramadhan adalah benar bulan yang penuh berkah. Setidak nya bagi Yows pada bulan itu. Setiap hari berlalu dengan saling sapa, saling membangunkan, berbuka bersama, tarawih bareng. Mengingatkan akan sebuah lagu, bernuansa Jazz yang dinyanyikan seorang wanita. "Pergi tarawih bareng di bonceng naek vespa (lirik seingatnya dan bukan lirik sebenarnya: adakah yang tau lagu ini?)"

Minggu mengejar hari, bulang merangkum minggu, dan tahun merangkai bulan. Akhirnya hingga kini, mereka masih menjalin hubungan.
Terima kasih untuk semuanya.

Kadang-kadang apa yang kita ingat dari masa lalu, belum tentu menggambarkan keadaan yang sebenarnya (inti cerita film Banyu Biru) dan demikian juga apa yang ditulis disini. Dimana sedikit banyak mengalami distorsi ingatan, dan banyak sedikit dilatat belakangi self oriented. Semua untuk hiburan dan romantisme belaka, tanpa maksud untuk menyinggung satu atau dua pihak. Dan cerita ini belum tentu menyatakan bahwa Yows telah menodai pergerakan kemahasiswaan. (wakakak)

Seiring waktu penulis menyadari bahwa "aktivis" bukanlah orang yang banyak mengkaji berbagai permasalahan di kampus, dan meneriakkan ego komunitas nya agar semua berjalan sesuai sudut pandang kemahasiswaan. Tapi adalah orang-orang yang bisa melihat dan merenungkan sesuatu peristiwa untuk mendapati realitas dibaliknya, dan mengambil porsi untuk berjuang mempertahankan pemikirannya.

No comments:

Post a Comment