“the zahir and me”
Paulo Coelho melukiskan devinisi zahir dalam karyanya “the Zahir” berdasarkan cerita karangan Jorge Luis Borges. Zahir sesuatu yang terlihat, hadir, yang tak mungkin tidak dihiraukan, sesuatu atau seseorang yang sekali saja kita berhubungan dengannya, perlahan-lahan mengisi pikiran kita sampai kita tak bisa memikirkan apa-apa selainnya. Yang dikatakan bisa membawa kita pada kesucian atau kegilaan sekaligus.
Dia seperti zahir bagiku, yang kulihat kemanapun aku memandang, kudengar dalam apapun yang kudengar, kurasa dalam apapun yang kusentuh. Pada setiap wanita yang kutemui aku berusaha menemukan dirinya. Pada setiap perjalananku aku membayangkan dirinya. Aku akan membayangkan reaksinya apabila dia bersamaku, membayangkan dia akan bahagia melihat tempat-tempat indah yang ku kunjungi.
Aku terus menerus meyakinkan diri sendiri bahwa hanya dia yang bisa membuatku bahagia. Dia yang sangat mengerti karakterku, mengetahui caraku memandang dunia. Aku merasa bahagia dengan caranya memperlakukanku, dan merasa dia juga bahagia dengan caraku memperlakukannya. Aku juga semakin terbiasa memandang dunia dengan kacamatanya.
Aku selalu bersyukur bahwa ada wanita seperti dia, satu-satunya orang yang telah membuatku merasakan perasaan cinta yang seperti ini. Dia lah satu-satunya yang bisa berbuat itu. Dia telah menjadi zahyr ku, entah apakah dia bisa berubah, dari zahyr menjadi cintaku lagi.