Mentari pagi yang mengetuk lembut jendela membuatku mengingatmu kembali setelah gelap yang hanya diterangi hatimu dalam alam bawah sadarku. Lalu terang dalam hari yang melenyapkanku hanya menghadirkan sunyi tanpa kata yang terbalas dari bayanganmu. Pun senja yang sahdu hanya merangkum lamunan tentang kehadiranmu yang tak dinyana. Hingga lelah yang ditelan malam membuatku menikmati alam penuh corak keelokan mu.
Dalam irama itu waktu hanya berlalu, hanya aku yang tertawa dalam lara dan tersendu dalam gembira. Tak pernah merangkai sempurna tanpa menyentuh nyata dirimu yang hanya aku inginkan. Tentu saja aku akan bertahan, karena tak ada yang bisa menarik pasukan setia dari kesetiaannya melindungi benteng yang tersembunyi dari penyerang.
Aku hanya bisa memetik dawai dan mendendangkan dengan lirih bait-bait kerinduan, dalam rangkaian melodi yang nadanya adalah kesunyian.
Aku ingin kamu menyempurnakanku
Tak puas dengan itu aku akan mendeklamasikan dengan bingar setiap kenangan agar sepi tak merasuk hanya padaku. Dalam teriak-teriak ku, hanya kamu yang dapat menenangkanku.