Setiap orang memiliki legenda Pribadi. Legenda pribadi seseorang adalah apa yang selalu ada dalam hasrat mereka untuk ditunaikan dalam hidup. Setiap orang, saat mereka belia, tahu apa legenda pribadi mereka. Pada titik itulah semuanya jelas dan segalanya mungkin terjadi. Mereka tidak takut untuk bermimpi, dan selalu mendambakan untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan dalam hidup.
Seiring dengan waktu yang berlalu, satu atau beberapa hal menyakinkan bahwa mustahil bagi kita untuk mewujudkan legenda pribadi tersebut. Pada titik tersebut kita diuji.
Hingga hanya sedikit orang yang masih berjuang untuk mewujudkan legenda pribadinya, sebagian mengubah arahnya, sebagian lagi memperbaharui legenda pribadi mereka menjadi sebentuk impian yang lebih realistis untuk dicapai.
Semakin dekat seseorang ke perwujudan legenda pribadinya, semakin besar legenda pribadinya menjadi alasan utamanya untuk hidup, dan semakin banyak segala kesulitan menguji kelayakannya untuk mewujudkan legenda pribadinya. Bukankah sebelum pagi yang begitu terang ada malam yang paling gelap?
Dan, kini muncul sebuah pertanyaan, apakah yang menjadi legenda pribadi seorang YOW? Bukan untuk diungkapkan disini, karena kita semua masih dalam perjalanan menuju bagian itu. Alangkah baiknya kalau setiap langkah mengarahkan kita padanya, meski suatu ketika terhadang batu, tembok, gunung maupun lautan. Itu bukanlah halangan untuk meraih mimpi. Melihat setiap hal yang ada di depan mata dan melalui setiap jejak yang sarat makna, sambil memikirkan tentang legenda pribadi di ujung sana akan membawa kita pada arah yang benar. Semoga.
Wednesday, July 27, 2005
Monday, July 18, 2005
Perjalan Sejarah Perasaan
Pernah ga merasa dicintai dan merasa sakit pada saat yang sama??
Memang aneh ya, sebuah kehidupan dimana hati memegang peranan yang bergitu signifikan. Dan setelah berhubungan dengan hati, tak satu penjelasan logispun yang cukup mewakili untuk sebuah kebenaran universal.
Tapi kalau dicoba telusuri kembali, mungkin runutannya cukup bisa membawa titik terang, meski tetap tanpa pencerahan.
Wanita, ya wanita, wanita yang baik ini (bisa dikatakan wanita yang baik karena dia telah dengan sebegitunya memberikan rasa sayangnya pada pria tak penting ini), adalah sepenggal bagian dari kehidupan masa lampau. Kehidupan masa lampau yang bisa disebut sebagai sejarah, mungkin bisa dikatakan peninggalan bersejarah??
Bisa dikatakan dia memainkan peranan penting pada sejarah kehidupanku, yaitu pada bagian bagaimana merasakan sebuah kehidupan yang saling melengkapi antara dicintai dan mencintai. Tapi, kemudian cinta itu pergi dari dalam sini, hilang entah kemana, setelah perasaan ketakutan terhadap cinta yang begitu mendalam. Semakin dalam mencintai akan semakin menyakitkan, mungkin. Lalu sebuah rangkaian yang biasanya mengukir tentang cinta ini, terputus tanpa pertimbangan lain selain rasa takut. Ah, rasa takut itu bagian dari manusia, dan aku masih manusia biasa.
Walau bagaimanapun, bukan wanita ini yang kubayangkan akan mengisi hari-hariku untuk selalu bersamanya. Bukan, bukan, bukan. Dan lalu, muncul rasa bersalah setelah semua ketakutan itu. Setelah itu rasa sakit. Jikalau terasa sakit, itu bukan cinta. Adakah hal ini membuat sebuah konklusi dimana aku tak lagi mencintainya?
Dan ketika aku bertemu dengannya kembali hari ini, setelah perjalanan jauh yang ditempuhnya. Aku semakin kesakitan. Gila!!! Ada apa dengan wanita dan perasaan cintanya yang tak bisa pudar??? Kalau seperti itu caranya cinta membuat manusia menderita, aku putuskan untuk membenci sebuah perasaan dengan inisial cinta. Aku benci cinta. Apakah tak ada ujung lain yang ditujunya selain kesengsaraan?? Aku pernah merasa sengsara dengan perasaan mencinta dan kali ini menderita karena perasaan dicinta.
Oh!!! Sebuah kehidupan dimana cinta bermain di dalamnya… Aku hampir tak bisa berpikir jernih………
Memang aneh ya, sebuah kehidupan dimana hati memegang peranan yang bergitu signifikan. Dan setelah berhubungan dengan hati, tak satu penjelasan logispun yang cukup mewakili untuk sebuah kebenaran universal.
Tapi kalau dicoba telusuri kembali, mungkin runutannya cukup bisa membawa titik terang, meski tetap tanpa pencerahan.
Wanita, ya wanita, wanita yang baik ini (bisa dikatakan wanita yang baik karena dia telah dengan sebegitunya memberikan rasa sayangnya pada pria tak penting ini), adalah sepenggal bagian dari kehidupan masa lampau. Kehidupan masa lampau yang bisa disebut sebagai sejarah, mungkin bisa dikatakan peninggalan bersejarah??
Bisa dikatakan dia memainkan peranan penting pada sejarah kehidupanku, yaitu pada bagian bagaimana merasakan sebuah kehidupan yang saling melengkapi antara dicintai dan mencintai. Tapi, kemudian cinta itu pergi dari dalam sini, hilang entah kemana, setelah perasaan ketakutan terhadap cinta yang begitu mendalam. Semakin dalam mencintai akan semakin menyakitkan, mungkin. Lalu sebuah rangkaian yang biasanya mengukir tentang cinta ini, terputus tanpa pertimbangan lain selain rasa takut. Ah, rasa takut itu bagian dari manusia, dan aku masih manusia biasa.
Walau bagaimanapun, bukan wanita ini yang kubayangkan akan mengisi hari-hariku untuk selalu bersamanya. Bukan, bukan, bukan. Dan lalu, muncul rasa bersalah setelah semua ketakutan itu. Setelah itu rasa sakit. Jikalau terasa sakit, itu bukan cinta. Adakah hal ini membuat sebuah konklusi dimana aku tak lagi mencintainya?
Dan ketika aku bertemu dengannya kembali hari ini, setelah perjalanan jauh yang ditempuhnya. Aku semakin kesakitan. Gila!!! Ada apa dengan wanita dan perasaan cintanya yang tak bisa pudar??? Kalau seperti itu caranya cinta membuat manusia menderita, aku putuskan untuk membenci sebuah perasaan dengan inisial cinta. Aku benci cinta. Apakah tak ada ujung lain yang ditujunya selain kesengsaraan?? Aku pernah merasa sengsara dengan perasaan mencinta dan kali ini menderita karena perasaan dicinta.
Oh!!! Sebuah kehidupan dimana cinta bermain di dalamnya… Aku hampir tak bisa berpikir jernih………
Thursday, July 14, 2005
manusia dan cinta
Selain sebagai makhluk sosial, makhluk ekonomi dan makhluk religius, manusia juga adalah makhluk cinta, yang selalu membutuhkan untuk mencintai dan dicintai. Sebagian besar manusia mengejawantahkan cintanya pada tahap tertentu dengan mencari pendamping, membangun kehidupan berkeluarga dsb. Namun, pada sisi lain, atau pada tahapan yang berbeda (entah lebih rendah atau lebih tinggi), manusia menemukan cintanya pada benda-benda, kegiatan, atau lingkungan sekitarnya.
Ada banyak contoh kasus yang bisa kita lihat dimana makhluk-makhluk yang merasa hampa, tanpa cinta, berusaha mengisinya dengan mencurahkannya pada berbagai jenis hewan peliharaan atau tumbuhan. Hal ini telah diselidiki oleh tim kepakaran, yang secara khusus meneliti mengenai perilaku mencinta bagi penganut aliran kehampaan. Salah satu yang bisa dijadikan sebagai bahan renungan adalah pengalaman seorang rekan dengan inisial Edd, beberapa tahun yang lalu, yang tak bisa terlupakan. Dalam periode itu, masalah eksistensinya pada aliran kehampaan tak perlu diragukan lagi.
Alkisah pada suatu hari, dia menemukan cintanya pada seekor ikan, mungkin lebih tepat jika dikatakan, pada secuil ikan kecil, ikan cupang. Dia mencurahkan kasih dan cintanya setiap hari, mengajaknya bercanda dan bercerita, berbagi makanan dikala dia harus berpuasa, bahkan hingga berbagi kamar bersama. Bayangkan apa yang kira-kira bisa diperbuatnya pada segurat ikan kecil itu, di dalam kamar yang gelap.
Alkisah kembali membawa kita pada suatu hari dimana seorang makhluk jalang dengan inisial Edd ini datang ke balai-balai depan himpunan dengan wajah duka nestapa di hadapan seorang yang mulia dan tampan.
"Ini makhluk, kenapa tampangnya suntuk gini?" Tanyaku dalam hati.
"Bang... Ikanku.. Si Joni.. mati......" Katanya, seraya tertunduk lesu.
"....." aku tak bisa berkata apa-apa di waktu itu, juga belum bisa menyimpulan apa-apa, selain hanya menatap iba padanya.
Dan alkisah kemudian menceritakan bagaimana hari-hari yang dilaluinya karena kehilangan ikan tersebut. Ikan yang meninggalkannya sendirian, membawanya pada penderitaan batin yang tak berperi, penuh duka nestapa. Kehilangan luar biasa karena cintanya yang begitu besar pada seberkas ikan kecil itu.
Namun, sebagai manusia yang luar biasa, hidup harus terus berjalan. Alkisah kembali bercerita tentang Edd, yang tak ingin terlalu lama larut dalam kehampaan karena kehilangan seonggok ikan, kembali bertemu denganku dalam periode waktu itu.
"Bang, aku punya sesuatu yang baru." Katanya dengan wajah antusias, seraya menunjukkan sebongkah kaktus dalam pot kecil. Aku tetap tak berkata apa-apa waktu itu, hanya menatap iba padanya.
Sampai saat ini, baru bisa kusimpulkan betapa tidak ada obat yang lebih manjur dari sebuah kehilangan akan cinta selain daripada menemukan cinta yang baru. Bahwa, betapa pentingnya bagi manusia untuk memiliki cinta, terutama pada sesama manusia.
Friday, July 08, 2005
Perjalanan Manusia
Manusia adalah makhluk sosial, makhluk religius, juga makhluk cinta.
Sebagai mahkluk sosial, manusia selalu membutuhkan untuk bisa berinteraksi dengan sesama makhluk lainnya, berbagi pemikiran, berbagi cerita, berbagi suka dan duka, dan berbagi banyak hal lainnya dalam sebuah interaksi sosial. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri.
Sebagai makhluk religius, manusia selalu berusaha mencari hakikat penciptaan, dan adakah kekuatan besar diluar sana yang menatur semua kehidupan ini, dan manusia mendapatkan jawabannya dengan ajaran agama, semua agama monoteis mengatur hubungan antara manusia dan penciptanya. Lalu bagaimana dengan manusia yang tidak mengakui adanya tuhan (atheis)? Berarti dia mengingkari kodrat kemanusiaannya, dengan alasan-alasan yang dipaksakan berdasarkan penglihatan tanpa dasar pemikiran yang layak uji.
Sebagai makhluk cinta, manusia selalu membutuhkan untuk mencintai dan dicintai oleh orang lain. Cinta bukan berarti harus sering berinteraksi dengan seorang lain, tetapi cinta, sejatinya bahkan tak membutuhkan sebuah media untuk memuaskannya, dengan keberadaan cinta, manusia bisa menyempurnakan kehidupannya. Bisakah dibayangkan seorang manusia yang tidak memiliki cinta di hatinya???
Sebagai mahkluk sosial, manusia selalu membutuhkan untuk bisa berinteraksi dengan sesama makhluk lainnya, berbagi pemikiran, berbagi cerita, berbagi suka dan duka, dan berbagi banyak hal lainnya dalam sebuah interaksi sosial. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri.
Sebagai makhluk religius, manusia selalu berusaha mencari hakikat penciptaan, dan adakah kekuatan besar diluar sana yang menatur semua kehidupan ini, dan manusia mendapatkan jawabannya dengan ajaran agama, semua agama monoteis mengatur hubungan antara manusia dan penciptanya. Lalu bagaimana dengan manusia yang tidak mengakui adanya tuhan (atheis)? Berarti dia mengingkari kodrat kemanusiaannya, dengan alasan-alasan yang dipaksakan berdasarkan penglihatan tanpa dasar pemikiran yang layak uji.
Sebagai makhluk cinta, manusia selalu membutuhkan untuk mencintai dan dicintai oleh orang lain. Cinta bukan berarti harus sering berinteraksi dengan seorang lain, tetapi cinta, sejatinya bahkan tak membutuhkan sebuah media untuk memuaskannya, dengan keberadaan cinta, manusia bisa menyempurnakan kehidupannya. Bisakah dibayangkan seorang manusia yang tidak memiliki cinta di hatinya???
Subscribe to:
Posts (Atom)